SUPERBALL.ID - Pelatih Timnas Malaysia, Kim Pan-gon, mengaku peningkatan peringkat signifikan timnya di ranking FIFA membuatnya ketakutan.
Sebelum Kim Pan-gon mengambil alih kursi pelatih, Malaysia masih bertengger di peringkat 154 dunia.
Sejak dilatih Kim Pan-gon, skuad Harimau Malaya mengalami peningkatan pesat dengan naik 20 peringkat.
Malaysia terus melesat hingga menduduki peringkat 134 dunia hanya dalam waktu kurang dari dua tahun.
Baca Juga: Kim Pan-gon Malu Malaysia Gagal Juara Piala Merdeka, tapi Gak Mau Disalahkan usai Dilibas Tajikistan
“Tim (Malaysia) menunjukkan peningkatan yang luar biasa, kami mencapai peringkat 134, sangat cepat," kata Kim Pan-gon.
Namun di sisi lain, peningkatan performa yang dialami oleh Malaysia juga dibarengi dengan ekspektasi yang semakin tinggi.
Para penggemar tentu berharap Malaysia bisa terus mempertahankan performa apik tersebut di setiap pertandingan.
Diakui Kim Pan-gon, ekspektasi yang terlalu tinggi dari para penggemar membuat dirinya ketakutan.
Hal itu cukup menganggu pikiran pelatih berusia 54 tahun itu hingga dirinya terkadang tidak bisa tidur.
Bahkan, Kim Pan-gon mengaku tidak bisa tidur sebelum pertandingan final melawan Tajikistan di Piala Merdeka 2023.
"Tentu saja ekspektasinya sangat tinggi dan saya akui saya sedikit takut hingga tidak bisa tidur."
“Saya bahkan tidak bisa tidur sebelum final karena semua orang mengira kami akan menang,” kata Kim Pan-gon.
Pada akhirnya, kekhawatiran Kim Pan-gon menjadi kenyataan setelah timnya kalah dengan skor 0-2.
Malaysia sejatinya mendominasi permainan dan memiliki serangkaian peluang dalam pertandingan tersebut.
Namun, keberuntungan tidak berpihak pada Malaysia dengan dua gol yang bersarang ke gawang mereka.
Dua gol Tajikistan dicetak oleh Soirov Rustam dan Samiev Shahrom pada menit ke-44 dan 88.
Sepasang gol tersebut sudah cukup mengecewakan lebih dari 36.000 pendukung di Stadion Nasional Bukit Jalil.
Usai pertandingan, Kim Pan-gon mengaku bertanggung jawab penuh atas kekalahan timnya.
“Anda boleh mengkritik saya karena saya menerima gaji tetapi para pemain tidak," kata kompatriot Shin Tae-yong itu.
"Mereka datang untuk berjuang demi negara. Kami bermain untuk menang dan tidak ingin kalah."
“Para pemain mengikuti instruksi saya karena kami berdiskusi bagaimana cara menang dan menyerang."
"Mereka mencoba mendominasi permainan untuk menang. Kami tidak boleh menyerah, kami akan berjuang," tambahnya.
Kim Pan-gon menambahkan kekalahan menyakitkan dari Tajikistan juga menjadi ujian kesetiaan suporter terhadap timnya.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat dan media Malaysia untuk senantiasa mendukung timnya apapun hasilnya.
“Inilah saatnya kita menunjukkan dukungan kepada para pemain dan mudah-mudahan media dan fans juga bisa melakukan hal yang sama."
"Kalau mau mengkritik, kritiklah saya (bukan pemainnya),” kata Kim Pan-gon, dikutip SuperBall.id dari Malay Mail.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Malaymail.com |
Komentar