SUPERBALL.ID - Piala Asia memiliki sejarah yang kaya akan legenda pelatih yang telah membimbing timnya menuju kejayaan.
Menjelang turnamen edisi ke-18 yakni Piala Asia 2023 di Qatar awal tahun depan, ini adalah saat yang tepat untuk melihat kembali beberapa pelatih hebat di Asia dan kemenangan luar biasa mereka di turnamen tersebut.
Tokoh-tokoh legendaris ini telah memberikan pengaruh yang besar dalam sejarah sepak bola Asia, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam catatan turnamen ini.
Mari kita ulas kisah 10 legenda pelatih tersebut, yang masing-masing memiliki peran penting dalam memimpin tim mereka menuju kejayaan Piala Asia.
Baca Juga: Shin Tae-yong Punya Asisten Tangguh Kelas Eropa di Timnas Indonesia, Media Vietnam Panik?
1. Mohammad Ranjbar (Iran, 1972)
Pada tahun 1972, Mohammad Ranjbar meraih kemenangan bersejarah dengan memimpin Timnas Iran meraih kejayaan di Piala Asia di Thailand.
Menjadi pelatih Iran pertama yang mencapai kesuksesan tersebut di luar negeri.
Rekor sempurna Iran sepanjang turnamen, yang berpuncak pada kemenangan mendebarkan 2-1 atas Korea Selatan di final, menandai pencapaian signifikan yang tidak dapat ditandingi.
2. Heshmat Mohajerani (Iran, 1976)
Empat tahun kemudian, Timnas Iran asuhan Heshmat Mohajerani menunjukkan dominasi dengan memenangkan keempat pertandingan tanpa kebobolan satu gol pun di kandang sendiri.
Kemenangan 1-0 mereka atas Kuwait di final, disaksikan oleh 100.000 penggemar di Teheran.
Menjadikan Iran sebagai satu-satunya negara yang mengklaim tiga gelar berturut-turut.
Perjalanan kepelatihan Mohajerani berlanjut hingga perempat final Olimpiade 1976 dan penampilan perdana Iran di Piala Dunia pada tahun 1978.
Ia juga berperan dalam debut Uni Emirat Arab di Piala Asia, dua tahun kemudian.
3. Khalil Al Zayani (Arab Saudi, 1984)
Pada tahun 1984, Khalil Al Zayani mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pelatih kepala perdana Arab Saudi, memimpin Green Falcons meraih kemenangan dalam final Kontinental di Singapura sebagai debutan.
Kecemerlangan taktisnya terlihat dengan tak terkalahkan di babak grup, termasuk kemenangan 1-0 atas juara bertahan Kuwait.
Kesuksesannya berlanjut di level klub, khususnya bersama Al Ettifaq.
4. Carlos Alberto Parreira (Kuwait 1980 dan Arab Saudi 1988)
Carlos Alberto Parreira meraih prestasi unik dengan menjuarai Piala Asia bersama dua negara berbeda.
Pada tahun 1980, ia membimbing Kuwait menuju kemenangan, mengalahkan Iran dan kemudian Korea 3-0 di final.
Delapan tahun kemudian, ia mengulangi kesuksesan tersebut bersama Arab Saudi, memenangkan final tahun 1988 dalam adu penalti melawan Korea.
5. Philippe Troussier (Jepang, 2000)
Philippe Troussier, ahli strategi asal Prancis dengan pengalaman melatih yang luas di Afrika, memimpin Jepang meraih gelar Piala Asia kedua mereka pada tahun 2000.
Gaya permainan Samurai Biru di bawah asuhannya menghasilkan 21 gol dalam enam pertandingan, termasuk kemenangan atas Arab Saudi, Uzbekistan, dan Irak.
Mereka mengalahkan juara bertahan Arab Saudi di final.
6. Zico (Jepang, 2004)
Satu dekade setelah karier bermainnya yang termasyhur, Piala Asia 2004 menjadi saksi kemenangan besar bagi Arthur Antunes Coimbra asal Brasil, yang dikenal sebagai Zico.
Kemenangan 3-1 mereka atas tuan rumah China di Beijing memastikan kejayaan bagi Samurai Biru.
7. Jorvan Vieira (Irak, 2007)
Jorvan Vieira mencatatkan namanya dalam catatan sejarah sepak bola Asia dengan mendalangi kemenangan luar biasa Irak di Piala Asia pada tahun 2007, meski baru mengambil alih tugas tersebut dua bulan sebelum turnamen.
Kemenangan atas Australia dan Korea membuka jalan kesuksesan bersejarah 1-0 di final melawan Arab Saudi.
8. Alberto Zaccheroni (Jepang, 2011)
Alberto Zaccheroni, pemenang Liga Italia bersama AC Milan pada tahun 1999, menjadi pelatih Italia pertama yang memenangkan Piala Asia pada tahun 2011.
Jepang mengamankan gelar tersebut dengan kemenangan 1-0 di perpanjangan waktu atas Australia.
9. Ange Postecoglou (Australia, 2015)
Perjalanan Ange Postecoglou di Piala Asia 2015 menjadi bukti ketangguhan dan tekadnya.
Setelah tahun yang penuh tantangan, gaya bermainnya yang tegas membawa Australia meraih kemenangan mendebarkan 2-1 melalui perpanjangan waktu atas Republik Korea di final.
Musim ini ia menjadi pelatih Tottenham Hotspur dan membawa timnya di papan atas klasemen Liga Inggris.
10. Felix Sanchez (Qatar, 2019)
Qatar asuhan Felix Sanchez tampil sebagai kekuatan dominan di Piala Asia 2019.
Dalam edisi pertama 24 tim, mereka menampilkan kehebatan luar biasa, memenangkan seluruh tujuh pertandingan dan mencetak 19 gol, hanya kebobolan satu kali.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | khelnow.com |
Komentar