SUPERBALL.ID - Timnas Malaysia membawa cukup banyak pemain naturalisasi untuk berlaga di Piala Asia 2023.
Tim asuhan Kim Pan-gon itu tercatat memiliki 14 pemain naturalisasi termasuk pemain keturunan.
Namun, kehadiran banyak pemain naturalisasi ternyata belum cukup untuk membuat Malaysia berprestasi.
Pada kenyataannya, skuad Harimau Malaya harus tersingkir di babak penyisihan grup Piala Asia 2023.
Bahkan, Malaysia finis sebagai juru kunci Grup E usai gagal meraih kemenangan dalam tiga pertandingan.
Satu-satunya hal membanggakan yang didapat Malaysia selama turnamen adalah menahan imbang Korea Selatan 3-3.
Oleh sebab itu, Malaysia disarankan untuk mencoret para pemain naturalisasi yang memiliki kinerja buruk.
Saran tersebut disampaikan oleh pengamat sepak bola asal Malaysia, Datuk Dr Pekan Ramli.
"Saya rasa mayoritas skuad Piala Asia sebaiknya dipertahankan untuk kualifikasi Piala Dunia."
“Namun, ada sejumlah pemain naturalisasi yang gagal memberikan dampak. Sebaiknya pemain tersebut diganti."
“Pemain naturalisasi harus tampil mengesankan, jika mereka bisa melakukan ini, fans akan menerima mereka."
"Dengan begitu, tidak ada yang akan mempertanyakan masuknya mereka ke dalam tim," kata Pekan, dikutip SuperBall.id dari Nst.com.my.
Sementara itu, pelatih asal Malaysia Irfan Bakti Abu Salim meminta tim nasionalnya tidak sembarangan memilih pemain naturalisasi.
Menurutnya, pemain naturalisasi harus dipilih dengan hati-hati dan mengedepankan kualitas.
Baca Juga: Tersingkir di Piala Asia 2023 sebagai Tim Juru Kunci, Timnas Malaysia Disambut Bak Pahlawan
Ia menilai Harimau Malaya tidak harus memiliki pemain naturalisasi di setiap posisi.
“Pemain naturalisasi harus kita pilih dengan hati-hati. Kualitas memang harus kita kejar,” kata Irfan.
“Kita tidak perlu memanggil mereka untuk setiap posisi di lapangan."
“Kita mempunyai pemain lokal yang bagus di sejumlah posisi dan kita dapat bergantung pada mereka untuk posisi tersebut,” tambahnya.
Bahkan, pengamat Datuk Lim Teong Kim memiliki pandangan bahwa program naturalisasi perlu dihentikan.
Teong Kim menilai hal tersebut hanya akan mematikan peluang pemain lokal berkualitas untuk tampil di kancah internasional.
“Bagi saya program naturalisasi perlu diakhiri karena tidak baik untuk sepak bola secara umum," kata Teong Kim kepada Astro Arena.
Sementara Datuk Zainal Abidin Hassan menegaskan ini adalah waktu yang tepat untuk fokus ke program pengembangan dibandingkan mendapatkan jasa pemain naturalisasi.
“Kombinasi pemain naturalisasi dan lokal kita membuahkan prestasi, artinya 'hasil instan' sudah kita peroleh."
“Tapi, apakah kami bisa mendapatkan lebih banyak pemain naturalisasi yang berkualitas, kami belum tahu."
“Sudah saatnya kita mempersiapkan pemain lokal, artinya kita harus punya program akar rumput yang baik,” tegas Zainal.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Nst.com.my, Astro Arena |
Komentar