SUPERBALL.ID - Setelah mendapat informasi sejumlah pelatih Korea Selatan dan Jepang mengajukan lamaran menjadi juru taktik Timnas Vietnam, baru-baru ini ada 5 lagi ahli strategi asal Eropa yang ingin memimpin Golden Star Warriors.
Tokoh-tokoh tersebut adalah Emanuele Rinaldi (Italia), Roberto Donadoni (Italia), Luisma Hernandez (Spanyol), Christian Zermatten (Swiss) dan Alexandre Polking (Jerman).
Di antara nama-nama tersebut, Emanuele Rinaldi kurang memberikan kesan yang baik dalam kepelatihan.
Hal itu karena ia hanya ikut menangani tim-tim muda seperti U-15, U-17, dan U-21 di divisi bawah sepak bola Italia.
Sementara itu, Luisma Hernandez yang lahir pada tahun 1962, pernah menjadi Direktur Olahraga di Akademi Barcelona Tenerife (cabang kecil pelatihan usia muda Barcelona FC).
Ia juga bekerja sebagai analis di Daegu FC (Korea Selatan).
Baca Juga: Mengapa Kursi Panas Pelatih Timnas Vietnam Jadi Begitu Mahal? Ada 2 Alasan
Christian Zermatten memiliki pengalaman luas dalam melatih tim profesional di Swiss, Malaysia, Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Pantai Gading.
Secara spesifik, pelatih berusia 57 tahun ini telah memimpin 16 klub berbeda sejak 1993 hingga kini.
Namun, klub-klub yang pernah ia pimpin hanya sedikit dikunjungi dan nyatanya tak menorehkan prestasi berarti.
Roberto Donadoni menjadi pelatih yang paling menonjol berkat CV epiknya.
Bagi pecinta sepak bola lebih dari 30 tahun yang lalu, Donadoni (lahir tahun 1963) adalah mantan pesepak bola yang sangat terkenal.
Ia pernah bermain untuk AC Milan dalam 2 periode (1986-1996 dan 1997-1999).
Pada tahap pertama, ia berdiri di jajaran Grande Milan bersama dengan banyak superstar lainnya yang menciptakan serangkaian rekor dan memenangi banyak gelar bergengsi.
Donadoni memutuskan gantung sepatu pada tahun 2000, lalu memulai karier kepelatihannya pada musim 2001-2002 saat memimpin klub Italia Lecce.
Sejak saat itu hingga tahun 2006, Donadoni menangani dua klub kelas menengah di Italia, yakni Livorno (2002-2003, 2004-2006) dan Genoa (2003).
Titik balik terbesar dan paling menonjol dari Donadoni hingga saat ini adalah dipilihnya Federasi Sepak Bola Italia untuk menggantikan pelatih terkenal Marcello Lippi setelah Timnas Italia memenangi Piala Dunia 2006.
Donadoni bergabung dengan Azzurri dalam menghadiri ajang EURO 2008 tetapi hanya mengantarkan tim hingga babak perempat final.
Usai berpisah, Donadoni melanjutkan karier kepelatihannya ke Napoli, Cagliari, Parma, dan Bologna.
Tim terakhir yang dipimpin Donadoni adalah klub asal China, Shenzen (2019-2020).
Namun, untuk menggandeng Donadoni ke kursi panas pelatih Vietnam, Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) mungkin harus membayar gaji yang besar.
Dibandingkan dengan 4 kandidat di atas, Alexandre Polking adalah nama yang akrab di telinga fans Vietnam dan Asia Tenggara.
Pelatih asal Jerman-Brasil ini bekerja selama bertahun-tahun di Liga Thailand, kemudian pindah ke Liga Vietnam untuk memimpin klub Ho Chi Minh dalam waktu singkat sebelum diundang untuk menangani tim nasional Thailand.
Bersama Timnas Thailand, ia memenangi Piala AFF dua kali berturut-turut, termasuk mengalahkan tim asuhan Park Hang-seo di final 2022.
Beberapa hari yang lalu, ketika menanggapi Surat Kabar Thanh Nien tentang isu menjadi pelatih kepala baru tim nasional Vietnam, Mano Polking tidak ragu untuk berbagi.
"Saya berharap itu menjadi kenyataan tetapi tidak terjadi apa-apa," ujarnya.
"Tentu VFF mengenal saya tapi saya belum menerima tawaran apa pun. Mari kita tunggu dan lihat kelanjutannya."
"Timnas Vietnam punya skuad yang berkualitas. Saya yakin saya bisa membantu mereka berkembang."
"Saya sangat menyukai pemain Vietnam. Mereka punya banyak pemain berkualitas," kata pelatih berusia 48 tahun itu.
Tentu saja, dalam hal memahami sepak bola Vietnam dan sepak bola Asia Tenggara serta mengenal pemain dan budaya Vietnam, Mano Polking memiliki banyak keunggulan dibandingkan rekan-rekannya.
Selain itu, gaji yang dimintanya mungkin juga berada dalam tingkat yang dapat diterima oleh VFF.
Namun menurut laporan yang beredar belakangan ini, VFF cenderung memilih pelatih dari Jepang atau Korea setelah kegagalan dengan Troussier.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | danviet.vn |
Komentar