Menurut Opta, Korea menunjukkan esensi sepak bola praktis melawan China (menang 2-0) dan Jepang (menang 1-0).
Melawan China, Korea memiliki gol yang diharapkan (xG) 1,13, lebih rendah dari lawannya (1,57), namun mencetak dua gol.
Pada pertandingan melawan Jepang, Korea tersenyum dengan memanfaatkan xG 0,61 atau separuh dari lawan (1,22).
Terdapat perbedaan besar dalam berapa kali bola disentuh di area penalti pada pertandingan Korea-Jepang.
Korea menyentuh 9 kali di area penalti lawan, sedangkan Jepang jauh lebih banyak menyentuh 30 kali.
Baca Juga: Usai Santap Makanan Khas Korea Selatan, Erick Thohir Pastikan Shin Tae-yong Bertahan hingga 2027
Di sisi lain, Shin Tae-yong menggunakan berbagai macam taktik alias fleksibel tergantung lawan.
Shin, yang ngotot memainkan sepak bola menyerang di final turnamen ini delapan tahun lalu, memimpin Jepang 2-0 namun kalah 2-3 di akhir laga.
Setelah itu, Shin mencoba mengubah gaya untuk mengejar berbagai perubahan taktis.
Hasilnya, Shin saat ini mampu memainkan keterampilan sepak bola yang sangat berbeda tergantung lawannya.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Naver.com |
Komentar