Namun, pada laga melawan Guinea lalu Hubner telah kembali ke klubnya yakni Cerezo Osaka.
Walhasil, Witan lah yang dipilih sebagai kapten dadakan pada laga tersebut.
Sayangnya, Witan tak mampu memimpin rekan-rekannya merebut kemenangan pada laga penting itu.
Guinea sukses merebut tiket menuju Olimpiade usai menekuk Garuda Muda dengan skor 1-0.
Kini, Witan dkk sudah tiba di Tanah Air usai perjalanan panjang di ajang Piala Asia U-23 2024 dan playoff Olimpiade.
Sesampainya di Tanah Air, sayap berusia 22 tahun itu berbagi cerita mengenai perasaannya mendapat beban sebagai kapten.
Menurutnya, jabatan kapten itu hanyalah formalitas.
Ia mengatakan bahwa setiap pemain boleh saling menegur andai terjadi miskomunikasi di lapangan.
"Menurut saya siapapun kaptennya, semua berhak untuk berbicara dan menegur satu sama lain," kata Witan, dalam keterangan yang diterima.
Baca Juga: Shin Tae-yong Indikasikan Stop Naturalisasi untuk Sementara, Apa Alasannya?
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | SuperBall.id |
Komentar