Dia lalu membongkar kenyataan dalam pengelolaan sepak bola di negerinya, "Kami telah menghadapi masalah yang sama selama bertahun-tahun dan tidak ada yang berubah."
Guru besar Fakultas Ilmu Olahraga dan Kepelatihan Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, itu menegaskan urgensi fokus pada menghasilkan talenta-talenta bagus dari level pemain muda dan mengembangkan mereka ke tim senior.
Menurutnya, kompetisi sepak bola Malaysia M-League juga harus menjadi platform bagi para pemain untuk mengasah keterampilan dan meningkatkan performa mereka.
Pembangunan pemain muda, tandasnya, harus lebih ditekankan dan wajib menciptakan sosok-sosok yang bisa masuk ke tim senior nasional dengan lancar.
Menurutnya, percuma memiliki Kementerian Pendidikan, Akademi Mokhtar Dahari, dan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) yang terlibat dalam pengembangan generasi muda jika mereka tak memiliki pemikiran dan filosofi yang sama.
Zulakbal mengatakan, krisis cedera pemain saat ini membuktikan pentingnya memiliki liga domestik yang berkualitas untuk memasok talenta.
"Cedera adalah bagian tak terpisahkan dari permainan. Seharusnya pelatih sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Talent pool-nya ada, tapi pertanyaannya apakah mereka memenuhi standar," ucap Zulakbal.
Jadi, tambahnya, pengembangan sepak bola Malaysia membutuhkan M-League yang berstandar tinggi, sehingga memiliki pemain berkualitas untuk memperluas pilihan pelatih tim nasional.
"Kami selama ini mengandalkan wajah-wajah biasa, dan itu bukan pertanda baik," kritik Zulakbal.
Baca Juga: Resmi Jadi WNI, Calvin Verdonk Sudah Bisa Bela Timnas Indonesia? Ini Jawaban Ketum PSSI
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | SuperBall.id, NST.com.my |
Komentar