SUPERBALL.ID - Ambisi Timnas Australia untuk merebut tiket otomatis ke Piala Dunia 2026 menemui jalan terjal.
Hal ini menyusul hasil mengecewakan pada dua laga awal Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Termasuk hasil imbang tanpa gol melawan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Sebelum itu, Australia secara mengejutkan kalah 0-1 dari Bahrain di kandang sendiri pada Kamis (5/9/2024).
Dua hasil tersebut membuat Australia kini bertengger di posisi kelima klasemen Grup C dengan torehan 1 poin.
Skuad besutan Graham Arnold itu tertinggal lima poin dari Jepang di puncak klasemen sementara Grup C.
Socceroos hanya berada di atas China, yang menelan kekalahan 0-7 dari Jepang dan 1-2 dari Arab Saudi.
Akibatnya, para penggemar mulai meragukan kemampuan Australia tampil di Piala Dunia untuk kali keenam beruntun.
Berbagai reaksi keras muncul di media sosial setelah Australia gagal menang pada dua laga perdana Grup C.
Bahkan, beberapa penggemar dari Negeri Kanguru mulai melontarkan seruan agar Arnold segera dipecat.
Namun, CEO Football Australia (federasi) James Johnson telah memberikan dukungannya terhadap Arnold.
"Saya selalu mendukung pelatih saya," kata Johnson pada Jumat (13/9/2024), dikutip SuperBall.id dari Thewest.com.au.
“Jadi lihatlah, Graham, dia pelatih yang hebat, dan kami mendukungnya,” tambahnya.
Ditanya apakah Arnold akan melanjutkan pekerjaannya, Johnson menegaskan bahwa pihaknya tidak panik.
Terlebih putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia masih menyisakan delapan pertandingan.
“Arnie adalah pelatih yang sangat berpengalaman dan kami sepenuhnya mendukung Arnie,” kata Johnson.
“Dia masih punya beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan antara sekarang dan saat tim kembali ke Australia, tetapi kami tidak panik sama sekali,” lanjutnya.
Johnson menegaskan kembali bahwa ia percaya pada Arnold untuk menemukan solusi dan membalikkan keadaan.
Itu perlu dimulai dari laga melawan China di Adelaide pada 10 Oktober sebelum bersua Jepang lima hari kemudian.
"Tentu saja kami ingin melihat peningkatan berdasarkan jendela ini karena kami kecewa dengan hasil di jendela ini."
"Kami belum berada di tempat yang kami inginkan," kata Johnson.
"Namun, kami perlu menempatkan (jendela) pertama putaran ketiga ini dalam konteksnya."
"Ada dua pertandingan, ada 10 pertandingan di putaran ketiga dan kami sebenarnya berada dalam proses kualifikasi yang berbeda."
“Ini adalah proses kualifikasi terpanjang dalam sejarah Piala Dunia, dan bagi tim-tim yang tidak (otomatis lolos dari) putaran ketiga, masih ada babak keempat dan babak kelima, jadi masih ada jalan yang sangat panjang yang harus ditempuh."
"Tidak ada yang panik. Yang dibutuhkan saat ini adalah kepemimpinan yang tenang dan kalem."
“Dan kami menaruh kepercayaan pada Graham untuk mengembalikan tim ke jalur yang benar saat kami bermain melawan China,” ucap Johnson menambahkan.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Thewest.com.au |
Komentar