SUPERBALL.ID - Kapten Timnas Futsal Prancis Kevin Ramirez angkat bicara soal tuduhan sengaja kalah demi bertemu Thailand di 16 besar Piala Dunia Futsal 2024.
Prancis berhadapan dengan Iran pada laga terakhir penyisihan Grup F Piala Dunia Futsal 2024.
Sama-sama memenangi dua laga sebelumnya, duel kedua tim sekaligus menjadi perebutan status juara grup.
Prancis akhirnya harus mengakui keunggulan Iran 1-4 di Bukhara Universal Sports Complex, Uzbekistan.
Hasil ini membuat Iran lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup F dengan torehan sembilan poin.
Sedangkan Prancis lolos ke fase gugur sebagai runner-up Grup F dengan mengoleksi enam angka.
Meski menjadi juara grup, Iran justru terjerumus ke dalam bagan yang cukup sulit di fase gugur.
Apabila mampu mengatasi Maroko di 16 besar, Iran berpotensi bertemu Brasil di babak perempat final.
Sebaliknya, Prancis justru berada di bagan yang lebih menguntungkan dengan menghadapi Thailand di 16 besar.
Timnas Futsal Thailand menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang tampil di Piala Dunia Futsal 2024 ini.
Thailand lolos ke babak 16 besar setelah menjadi runner-up Grup B di bawah pemimpin klasemen Brasil.
Jika menang melawan Thailand, Prancis akan bertemu dengan Paraguay atau Afghanistan di perempat final.
Hal inilah yang memicu munculnya tuduhan bahwa Prancis sengaja kalah dari Iran.
Terlebih wakil Eropa itu tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menang saat menghadapi Iran.
Baca Juga: Thailand di Ambang Sejarah Usai Segel Tiket 16 Besar Piala Dunia Futsal 2024
Puncak kontroversi terjadi saat babak kedua memasuki empat menit ketika Iran berhasil membuka skor.
Kiper Prancis Thibaut Garros sebenarnya tampak sangat bisa menghalau tembakan pemain Iran Salar Aghapour dari sudut sempit.
Namun, ia justru terlihat sengaja membiarkan bola masuk ke dalam gawangnya.
Setelah tertinggal, Prancis masih tidak menunjukkan niat untuk menyamakan kedudukan.
Bahkan, mereka hanya melepaskan total enam tembakan dalam 40 menit.
Prancis baru berusaha mencetak 1 gol ketika Iran sudah unggul 4-0 hingga mereka takluk dengan skor 1-4.
Tak ayal, tidak sedikit pihak yang mengecam pertandingan Prancis versus Iran.
Banyak media di Eropa menyebut pertandingan ini sebagai "skandal paling memalukan dalam sejarah futsal".
Menurut The Guardian, pelatih Libya Ricardo Iniguez menyebut Prancis telah melakukan hal memalukan terhadap futsal.
Ia bahkan telah resmi mengadu ke FIFA dengan menuduh Prancis melakukan pengaturan pertandingan atau match fixing.
“Timnas Libya mengajukan keluhan resmi terkait pertandingan ini karena match fixing."
"Ini memalukan bagi olahraga kami," kata Iniguez.
Sementara itu, FIFA sedang meninjau keluhan mengenai "manipulasi pertandingan" dan "pelanggaran sportivitas" alih-alih match fixing.
Dalam pernyataannya, FIFA mengatakan pihaknya telah mempertimbangkan keluhan tersebut.
Menghadapi gelombang kritik publik, kapten Prancis Kevin Ramirez angkat bicara soal tuduhan sengaja kalah dari Iran.
Ia mengatakan bahwa timnya sedang lelah dan tidak dalam performa bagus sehingga berujung kekalahan.
Komentar tersebut dinilai sebagai bantahan tidak langsung terhadap tuduhan pengaturan pertandingan.
“Kami tahu kami tidak menampilkan performa terbaik kami. Kami kecewa karena kami tidak bisa menunjukkan jati diri kami."
"Kami fokus ke babak 16 besar, kami agak kesulitan karena kelelahan dan jadwal."
"Sekarang kami memulai babak baru Piala Dunia. Itu akan menjadi segalanya atau tidak sama sekali."
"Kami hanya ingin membawa tim Prancis sejauh mungkin,” kata Ramirez, dikutip SuperBall.id dari Soha.vn.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Theguardian.com, Soha.vn |
Komentar