FIFA awalnya berjanji akan mengadakan sidang luar biasa sebelum 20 Juli 2024 untuk meninjau analisis hukum independen dan memutuskan bagaimana melanjutkannya.
Namun, tenggat waktu untuk mengeluarkan keputusan tersebut dimundurkan lagi ke 31 Agustus 2024 agar para ahli hukum mempunyai waktu lebih banyak untuk menyelesaikan laporannya.
Setelah itu, FIFA menundanya lagi hingga rapat kemarin, 3 Oktober, yang ternyata mengulurnya kembali.
Katarina Pijetlovic, kepala departemen hukum PFA, menyebut keputusan FIFA murni politis.
"FIFA mengizinkan Asosiasi Sepak Bola Israel untuk terus menggunakan wilayah Palestina (Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki) sebagai wilayah mereka sendiri, dan menggunakan sepak bola di bawah payungnya sebagai instrumen ekspansi kolonial," katanya dalam postingan di X.com.
"Apakah kita akan menunggu dua tahun lagi, seperti pada tahun 2015-2017, hingga komite memberikan saran yang sudah jelas dan kemudian saran mereka ditolak lagi?"
Baca Juga: FIFA Gelar Rapat Darurat untuk Keluarkan Israel dari Sepak Bola Dunia
297 Pesepak Bola Tewas
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 41.700 orang dan melukai lebih dari 96.000 lainnya.
Perang juga berdampak pada sepak bola, olahraga paling populer di Palestina.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | AFP.com, Aljazeera.com |
Komentar