SUPERBALL.ID - Iran telah meminta Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk menyelidiki usia pemain Korea Utara yang baru-baru ini berpartisipasi dalam babak Kualifikasi Piala Asia U-17 2025.
Timnas U-17 Iran kalah 1-4 dari Timnas U-17 Korea Utara di matchday ketiga Grup A, Kamis (24/10/2024) dini hari WIB.
Akibat kekalahan tersebut, Iran finis di peringkat dua klasemen Grup A dengan mengantongi 9 poin dari empat pertandingan yang dimainkan.
Sedangkan Korea Utara otomatis lolos ke putaran final setelah sukses menjadi juara Grup A dengan torehan poin sempurna (12 poin).
Meski gagal menjadi pemuncak klasemen, Iran tetap lolos ke putaran final Piala Asia U-17 2025 melalui jalur runner-up terbaik.
Di klasemen runner-up terbaik, Iran menempati urutan keempat di bawah China, Vietnam dan Indonesia.
Pasca melakoni pertandingan babak kualifikasi, Iran menduga bahwa Korea Utara berbuat curang terkait usia pemain.
Oleh sebab itu, Federasi Sepak Bola Iran (FFIRI) mengirim surat kepada AFC untuk meminta dilakukan penyelidikan.
"Bahkan dengan mata telanjang, karakteristik fisik dan struktur tubuh beberapa pemain Korea Utara menunjukkan bahwa mereka berusia di atas 17 tahun," tulis surat Iran kepada AFC.
"AFC perlu melakukan pemeriksaan acak selama pertandingan untuk menjaga reputasi turnamen."
FFIRI juga menyebutkan enam pemain Korea Utara yang diduga melakukan kecurangan terkait usia mereka.
Adapun keenam pemain tersebut adalah bek Choe Chung-hyok, Choe Song-hun, Ri Kang-song, gelandang Han Il-bok, dan penyerang Kim Yu-jin serta Ri Kang-rim.
Terkait hal ini, AFC belum membuat pengumuman resmi sebagai tanggapan atas pengaduan FFIRI.
FFIRI meyakini bahwa penipuan usia akan berdampak negatif pada pemain muda, baik secara fisik maupun mental.
Selain itu, bermain menghadapi pemain yang lebih tua dianggap dapat menimbulkan risiko cedera yang tinggi.
Iran pun mengusulkan agar AFC melakukan prosedur pengukuran tulang standar bagi pemain U-17 untuk menentukan usia mereka yang sebenarnya.
Faktanya, Korea Utara memang kerap dicurigai melakukan penipuan saat mengikuti turnamen usia muda di Asia dan dunia.
Sebelumnya, mereka sempat tersingkir dari Piala Asia U-16 2008 karena menggunakan pemain yang berusia di atas umur, bersama Tajikistan, Irak, Kamboja, Makau, Bangladesh, Bhutan, Kirgistan, dan Yaman.
Federasi Senam Korea Utara dihukum oleh Federasi Senal Internasional (FIG) selama dua tahun, mulai 5 Oktober 2010 hingga 5 Oktober 2012.
Hukuman tersebut dijatuhkan setelah FIG menetapkan bahwa atlet Hong Su-jong menggunakan tiga tahun kelahiran yang berbeda (1985, 1986, dan 1989) saat berpartisipasi dalam kompetisi internasional sejak 2003.
Pengukuran tulang merupakan cara umum untuk menentukan usia anak atau remaja sebelum usia 17 tahun, yang setelah itu perhitungannya menjadi lebih sulit.
Cara yang umum digunakan untuk menghitung usia tulang adalah dengan mengambil foto rontgen tulang lengan atau kaki dan membandingkannya dengan Atlas standar.
FIFA telah menerapkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sejak Piala Dunia U-17 2009.
Berdasarkan penelitian medis, FIFA menyebutkan bahwa setiap tulang di lengan dan kaki memiliki lempeng pertumbuhan.
Ketika proses pertumbuhan selesai (biasanya antara usia 17 dan 18 tahun), tulang rawan menghilang pada scan MRI.
Namun, mantan kepala Departemen Medis FIFA Jiri Dvorak mengatakan masih ada margin kesalahan sebesar 1 persen.
Sepak bola Korea Utara kembali ke kancah internasional pada tahun 2023, setelah tiga tahun ditutup karena Covid-19, dan langsung meraih banyak kesuksesan.
Tim putri menjadi juara Piala Dunia U-20 2024, kemudian bertemu AS di semifinal Piala Dunia U-17 2024.
Tim putra meraih tiket ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Piala Asia U-20 dan U-17 2025.
Setelah lolos dari babak kualifikasi, Timnas U-17 Korea Utara masuk ke dalam pot unggulan terakhir (Pot 4) jelang drawing atau pengundian grup Piala Asia U-17 2025.
Di pot tersebut juga terdapat Timnas U-17 Indonesia, Oman, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | VnExpress.net |
Komentar