SUPERBALL.ID - Dikalahkan Timnas Indonesia membuat Arab Saudi berada di titik terendah sampai diejek habis-habisan oleh Jepang, singgung uang minyak.
Hanya sedikit orang yang membayangkan Arab Saudi akan sangat menderita di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Usai menelan kekalahan dari Timnas Indonesia, Arab Saudi turun ke peringkat keempat Grup C meski sama-sama mengoleksi 6 poin.
Kondisi yang sangat kontras dengan Jepang sesama tim langganan Piala Dunia, skuad Samurai Biru bahkan berpotensi segera lolos.
Usai mengoleksi 16 poin hasil lima kali menang dan sekali seri, Jepang bisa dengan santai menyelesaikan empat laga terakhir.
Sementara itu, Arab Saudi masih harus berjuang keras jika ingin memastikan tiket langsung ke putaran final Piala Dunia 2026.
Atau memastikan satu tempat di kualifikasi putaran keempat, namun kekalahan dari Timnas Indonesia merupakan ironi bagi Arab Saudi.
Publik Jepang pun tak segan melontarkan ejekan dengan menyinggung 'uang minyak' yang telah banyak digelontorkan.
Gelontoran dana untuk merekrut superstar sepak bola dunia seperti Cristiano Ronaldo dan Neymar, demi membangun citra sepak bola Arab Saudi.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Jurnalis ESPN: Timnas Indonesia Paling Mengesankan
Selain itu juga menunjuk Roberto Mancini sebagai pelatih dengan gaji sekiar Rp 509 miliar pertahunnya, meski akhirnya dipecat.
"Sudah menjadi fakta umum bahwa Arab Saudi, yang dipersenjatai dengan uang minyak berakhir menjadi ironi," tulis Soccer Digest Japan.
"Menarik superstar kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo dan Neymar, dan diharapkan membuat lompatan besar di dunia sepak bola."
"Timnas mereka juga merekrut pelatih Roberto Mancini yang membawa Timnas Italia meraih kemenangan di Euro 2020."
"Situasi saat ini cukup mengejutkan, karena mereka tidak hanya bertujuan untuk lolos ke Piala Dunia tetapi juga membuat terobosan di turnamen utama."
Meski begitu, kondisi Timnas Arab Saudi ini dinilai merupakan sebuah ironi karena tak sebanding dengan gelontoran uang untuk liga lokal.
Hal itu dilontarkan Joey Lycnh selaku jurnalis EPSN, ia melihat bagaimana performa Timnas Arab Saudi yang menurun drastis.
"Sungguh ironis bahwa kinerja tim nasional melambat sementara Arab Saudi maju di dunia sepak bola dengan uang minyak," kata Joey Lynch.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Rencana Arab Saudi Lolos Bareng Timnas Indonesia
Sementara itu, Gabriel Tan yang juga jurnalis ESPN menilai langkah Liga Arab Saudi merekrut banyak pemain Eropa bak pedang bermata dua.
Ronaldo, Neymar dan semua pemain eks Eropa tentu dengan mudah meningkatkan level Liga Arab Saudi, tetapi hal itu buruk untuk pemain lokal.
Pemain lokal yang mengisi skuad Timnas Arab Saudi tidak banyak memiliki pengalaman, bahkan menit reguler bermain di timnya pun berkurang.
Kondisi yang dialami Arab Saudi ini sama seperti yang terjadi di China dalam beberapa tahun yang lalu.
"Masuknya pemain kelas dunia secara tiba-tiba ke liga lokal adalah pedang bermata dua, seperti yang telah dibuktikan oleh sepak bola China dalam 10 tahun terakhir."
"Di satu sisi, penambahan pemain seperti Ronaldo dan Neymar tentu akan meningkatkan level Liga Profesional Saudi."
"Keuntungan komersial dari ini juga akan menjadi dorongan jika mereka disalurkan kembali ke olahraga papan atas lokal."
"Rekan satu tim akan dapat belajar dari pengetahuan dan pengalaman para pemain ini, meningkatkan tingkat profesionalisme dan kebugaran individu mereka."
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Rencana Arab Saudi Lolos Bareng Timnas Indonesia
"Tetapi di sisi lain, tentu penting bagi setiap pemain untuk memiliki pengalaman reguler dengan tim utama."
"Bahkan nama-nama besar pun tidak bisa tampil di pertandingan internasional jika mereka belum cukup tampil di klub," imbuh mereka.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | SuperBall.id, soccerdigestweb.com |
Komentar