Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Olivier Giroud menilai keputusan pelatih Didier Deschamps untuk membawa Karim Benzema kembali telah mempengaruhi permainan timnas Prancis.
Menurut Striker AC Milan itu, keberadaan Benzema mempengaruhi taktik timnas Prancis.
Giroud sendiri perlahan tersingkir dari skuad utama timnas Prancis setelah Benzema yang absen dari timnas karena kasus pemerasan dipanggil kembali.
Pemain 35 tahun itu merasa bahwa tim berjuluk Les Blues itu harus mengubah gaya permainan mereka.
Baca Juga: Dibekuk AC Milan, Bek Roma Kecam Wasit: Liga Inggris Tertawa Melihat Ini
Untuk itu timnas Prancis butuh beberapa pertandingan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.
"Saya mengetahui (tentang kembalinya Benzema) ketika pelatih mengumumkannya," kata Giroud, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Marca.
“Itu adalah kehendak (Didier) Deschamps. Saya memahaminya, tetapi seharusnya diberitahu lebih awal.”
“Saya tidak memiliki masalah apapun dengan Karim (Benzema), tetapi kembalinya dia ke tim nasional menciptakan ketidakseimbangan taktis dan cara bermain kami.”
“Itu adalah sesuatu yang terbukti dalam beberapa pertandingan, yang untungnya bisa diperbaiki dengan cepat, seperti yang bisa dilihat di (UEFA) Nations League, butuh waktu.”
Baca Juga: Real Madrid Siap Jual Sejumlah Pemain Mewah untuk Datangkan Bintang Chelsea
"Saya tidak punya masalah dengan Karim di selama di ajang kejuaraan Eropa.”
“Dia telah berubah dan berkembang. Kami makan setiap hari di meja yang sama," tambahnya.
Lebih lanjut Giroud membahas tentang hubungannya dengan Zlatan Ibrahimovic di AC Milan.
“Ketika saya akan menandatangani (kontrak baru), (pelatih Stefano) Pioli bertanya kepada saya tentang Ibra dan bagaimana saya melihat koeksistensi kami,” tambah Giroud.
Baca Juga: Solskjaer Kaget Dengar Komentar Kapten Man United Usai Laga Kontra Man City
“Saya mengatakan kepadanya bahwa jika saya tidak berpikir saya bisa bermain dengannya, saya tidak akan berada di sana.”
“Ibra tidak pernah membuat saya takut. Ini juga merupakan kesempatan untuk berkembang di sisinya, untuk terus belajar dari seseorang dengan kualitas seperti itu.”
“Kharismanya, kehadirannya di ruang ganti dan kepemimpinannya di lapangan adalah di atas segalanya.”
“Ketika saya menandatangani kontrak, dia mengatakan bahwa saya adalah rookie yang baik, tetapi dia adalah satu-satunya raja di Milan," jelasnya lagi.