Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelaksanaan PTM terbatas juga sesuai dengan aturan yang berlaku, dan semua insan pendidikan yang terlibat telah mendapatkan vaksinasi.
Baca Juga: Program Bansos Pemerintah Dorong Kebangkitan Perekonomian Masyarakat dan Pelaku UMKM
Namun demikian, Zain tetap menekankan perlunya memberikan literasi kesehatan bagi anak didik.
“Agar anak-anak mengerti bahwa virus itu ada. Ini proses yang harus kita lalui,” kata Zain.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya mendorong kemandirian murid dalam belajar, melainkan juga menggairahkan guru untuk menemukan cara-cara baru dalam mengajar.
“Yang paling dibutuhkan guru abad ini adalah yang relate (sesuai, berhubungan) dengan kebutuhan anak,” tegas Unifah.
Dengan demikian, transformasi kurikulum juga diperlukan agar dapat bersifat dinamis dan sesuai kebutuhan yang ada. Menurutnya, saat ini, selain kompetensi ilmu pengetahuan, keterampilan dan karakter juga harus diperhatikan.
Ia menyebutkan, guru dapat merumuskan pembelajaran bersama siswa sesuai kompetensi dan kebutuhan, serta mendorong pembelajaran yang bersifat personalize learning.
Baca Juga: Hoaks Marak di Tengah Pandemi, Ini 5 Tips agar Tidak Terkecoh
Unifah meyakini saat ini, sumber belajar bisa didapatkan di mana saja, sedangkan di kelas, murid dan guru dapat menyelenggarakan hal-hal seperti komunikasi, kolaborasi, atau memecahkan masalah. Ia optimis para guru Indonesia dapat memulihkan pendidikan.
Sementara, menurut guru sekaligus Influencer Mardimpu Sihombing, guru adalah agen perubahan, penggerak, dan pembelajar. Guru diharapkan memberikan ide untuk perubahan dalam pendidikan.
“Guru harus menghamba pada anak didik. Harus diciptakan sistem pendidikan yang terfokus pada peserta didik dan dapat mengidentifikasi minat bakat peserta didik,” tutur guru yang dikenal karena konten pembelajaran melalui media Tiktok ini.
Ia menekankan pentingnya pendampingan karena setiap anak berbeda, sehingga belajar seharusnya dalam konsep merdeka atau dibebaskan.
“Dalam hal ini, guru, orang tua, dan peserta didik harus berkolaborasi dan menjalin komunikasi agar dapat dilakukan pendekatan sesuai kebutuhan tiap murid” kata Mardimpu.