Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - PSSI mendapat sindiran keras dari seseorang yang cukup berpengalaman di dunia sepak bola nasional maupun internasional.
Akhir-akhir ini situasi PSSI kian terpojok buntut dari tragedi Kanjuruhan.
Sang Ketua Umum, yakni Mochammad Iriawan dipaksa mundur dari jabatannya oleh beberapa penggemar sepak bola Tanah Air.
Tak hanya itu, seluruh pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melepaskan semua jabatannya.
Para penggemar sepak bola Tanah Air benar-benar ingin PSSI berbenah dari segi kepengurusan.
Oleh sebab itu, PSSI diminta untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
KLB ini dilakukan bertujuan untuk memperbarui sistem organisasi PSSI.
PSSI sebenarnya memang akan melangsungkan KLB ini pada tahun depan.
Akan tetapi, desakan dari masyarakat membuat PSSI harus segera melangsungkan KLB ini dalam waktu dekat.
Alhasil, PSSI tak mampu membendung desakan ini dan sepakat akan mempercepat KLB dari jadwal yang seharusnya.
Hal itu disampaikan langsung oleh Mochamad Iriawan melalui keterangan pers yang diunggah PSSI pada kanal YouTube resmi mereka, Sabtu (29/10/2022).
Selain itu, ada juga dua klub lokal yang sudah mengirim surat ke PSSI agar menyegerakan KLB ini.
Kedua klub tersebut adalah Persis Solo dan Persebaya Surabaya.
Di sisi lain, desakan KLB yang mengarah ke PSSI mendapat perhatian dari Dali Tahir yang merupakan Ketua Tim Perumus Statuta PSSI.
Baca Juga: PSSI Percepat KLB, Menpora Tegaskan Pemerintah Tidak Akan Ikut Campur
Sebagai informasi, Dali Tahir merupakan seorang penggiat dunia olahraga nasional.
Selain menjadi Ketua Tim Perumus Statuta PSSI, ia juga pernah menjadi salah satu Anggota Komite Eksekutif (Exco) FIFA.
Pria bernama lengkap Gelora Surya Dharma Tahir itu memberikan sindiran yang cukup menohok kepada PSSI.
Ia menilai PSSI selalu berganti-ganti kepengurusan akan tetapi tak pernah belajar dari kesalahan yang pernah mereka lakukan.
Dali Tahir mengingatkan PSSI bahwa desakan melaksanakan KLB ini sudah pernah terjadi sebelumnya.
Pada era 70-an dan 80-an, Ali Sadikin yang menjabat sebagai Ketum PSSI saat itu dikudeta dari jabatannya.
Lalu di medio 2010-2011 para penggemar juga melakukan demo untuk menurunkan Nurdin Halid yang saat itu menjabat sebagai Ketum PSSI.
"Model desakan seperti ini bukan yang pertama kali," ucap Dali Tahir, dikutip SuperBall.id dari Antara News.
"Ali Sadikin dikudeta. Lalu, Nurdin Halid didemo."
"Tak tanggung-tanggung, 11 bulan 2010-2011. Itu demo yang jelas-jelas dikoordinir," lanjutnya.
Baca Juga: Iwan Bule Ungkap Kenapa PSSI Akhirnya Gelar KLB, Tidak Ingin Mengorbankan Sepak Bola Indonesia
Dali Tahir pun sangat menyayangkan nasib PSSI dari waktu ke waktu.
Ia mengaku sedih akibat PSSI tak bisa bangkit dan terus-terusan menghadapi masalah yang sama.
Dalam sindirannya kepada PSSI, Dali Tahir menyebutkan satu pepatah bahwa 'Keledai saja tak jatuh di lubang yang sama sampai dua kali'.
"Sedihnya, PSSI juga tidak bisa bangkit."
"Saya tidak ingin menuding saat ini sama dengan 2010-2011."
"Tapi, sebagai orang tua yang selama 40 tahun berkecimpung di sepak bola dalam negeri dan luar negeri, hanya mengingatkan PSSI pernah mengalami hal itu."
"Jika memakai pepatah lama 'Keledai saja tak jatuh di lubang yang sama sampai dua kali'."
"Artinya, sebodoh-bodohnya orang, ia tidak akan mengulangi kesalahan sebelumnya," tutup Dali Tahir.