Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Sejumlah pakar sepak bola asal Malaysia menilai tim nasionalnya belum teruji meski menang mudah di dua pertandingan FIFA Matchday Juni 2023.
Dua negara dari Oseania, Kepulauan Solomon dan Papua Nugini, menjadi mangsa Skuad Harimau Malaya.
Malaysia mengalahkan Kepulauan Solomon dengan skor 4-1 sebelum mencukur Papua Nugini sepuluh gol tanpa balas.
Malaysia sukses melanjutkan tren kemenangan di FIFA Matchday setelah menekuk Turkmenistan dan Hong Kong pada Maret lalu.
Baca Juga: Indonesia Vs Malaysia FIFA Matchday September? PSSI Merespons Begini
Tak cuma itu, rival Timnas Indonesia juga menunjukkan peningkatan performa di bawah asuhan Kim Pan-gon.
Malaysia mampu mencatat 15 kemenangan, dua kali imbang hanya kalah empat kali sejak dilatih Kim Pan-gon.
Malaysia mencatatkan 71 persen kemenangan dari total 21 pertandingan sejak diambil alih oleh pelatih asal Korea Selatan itu.
Peringkat Malaysia juga mengalami peningkatan yang signifikan di bawah Kim Pan-gon yakni dari 154 menjadi 138 dunia.
Malaysia dinilai mengalami perubahan dari segi gaya bermain, sikap, dan mental juara para pemain.
Hal ini disampaikan oleh pengamat sepak bola asal Malaysia, Prof Madya Dr Zulakbal Abd Karim.
Meski begitu, Zulakbal mengakui bahwa kemampuan Safawi Rasid belum benar-benar teruji.
Menurutnya, ujian sesungguhnya akan datang di turnamen Piala Asia 2023 di Qatar pada awal tahun depan.
"Berdasarkan pertandingan yang dimainkan, ada peningkatan yang signifikan dalam permainan skuat nasional."
Baca Juga: Kompatriot Shin Tae-yong Iri dengan Indonesia Usai Bawa Malaysia Menang 10-0
"Ini jelas menunjukkan bahwa para pemain sangat nyaman dengan pendekatan yang dibawa Pan-gon ke tim saat ini."
“Bahkan kemenangan demi kemenangan tidak hanya meningkatkan motivasi para pemain, bahkan meningkatkan peringkat kami."
"Tapi bagi saya, bagi kami untuk mengukur kemampuan tim yang sebenarnya adalah di Piala Asia di Qatar tahun depan."
"Baru setelah itu kita bisa menilai kembali dan melihat di mana level kita di Asia,” katanya, dikutip SuperBall.id dari Hmetro.com.my.
Senada dengan Zulakbal, mantan pemain nasional Datuk M Karathu juga menganggap Malaysia belum teruji.
Menurutnya, Malaysia perlu menghadapi lawan yang memiliki peringkat lebih tinggi, setidaknya di 100 besar dunia.
“Saya akui ada perubahan yang dibawa oleh pelatih Korea, para pemain menunjukkan keseriusan dan mentalitas tinggi untuk menang."
"Tapi kalau bisa setelah ini kita harus mencari satu tim kuat dan tim biasa untuk menjadi lawan kita di laga persahabatan."
"Kita tidak bisa menghadapi dua pertandingan melawan tim yang levelnya sama dengan kita. Kepulauan Solomon dan Papua Nugini kurang lebih seperti kami."
Baca Juga: Malaysia Cetak 9 Gol dalam Satu Babak Lawan Papua Nugini, Kim Pan-gon: Itu Tidak Saya Ajarkan
"Jadi kami harus bermain melawan negara kuat. Dari situ kami bisa melihat di mana level kami," ucap Karathu.
Malaysia sejatinya memiliki peluang untuk menghadapi tim kuat setelah sempat didekati oleh Argentina dan Brasil.
Namun, Presiden Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Hamidin Mohd Amin, menolak undangan dari dua negara tersebut.
Ia menegaskan bahwa belum saatnya bagi Malaysia untuk menghadapi tim-tim terbaik di dunia seperti Brasil dan Argentina.
"Kami didekati oleh FA Brasil dan Argentina untuk memainkan pertandingan persahabatan. Namun, kami menolaknya," kata Hamidin.
"Pelatih tim nasional Kim Pan-gon juga merasa tidak realistis bagi Harimau Malaya untuk menghadapi Argentina dan Brasil."
“Tentu saja, pertandingan melawan Argentina dan Brasil akan menarik minat. Namun, Pan-gon dan saya merasa ini bukan waktu yang tepat."
"Sebagai anggota dewan FIFA, saya memiliki hubungan yang baik dengan negara lain, termasuk Argentina dan Brasil."
"Meski telah membuka peluang, saya pikir untuk saat ini yang terbaik bagi Malaysia adalah bermain melawan tim yang bisa mendapatkan poin peringkat dan pengalaman," tambahnya.
Baca Juga: Dibantai 10 Gol Tak Berbalas, Pelatih Papua Nugini Terkejut Lihat Penampilan Timnas Malaysia