Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pasalnya, Al-Khelaifi pernah gusar kepada Messi tahun lalu, yang menghilang beberapa hari, kemudian diketahui pergi ke Arab Saudi.
Manajemen PSG lalu menghukum bintang Argentina itu dua minggu tanpa gaji dengan alasan absen latihan.
Semula, kunjungan Messi ke Arab Saudi direncanakan dua minggu, tapi dipercepat jadi seminggu gara-gara kemarahan bosnya itu.
Ketika itu, Messi dicurigai berdiskusi dengan pemilik klub Arab Saudi, Al-Hilal, untuk proses perpindahan.
Akan tetapi, dalam kesempatan berikutnya Messi menjelaskan bahwa dia ke sana untuk urusan kampanye komersial.
Dia mengaku hanya menjadi duta untuk negeri kaya minyak itu guna bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030.
Beberapa hari lalu tersiar kabar bahwa Arab Saudi mundur dari bidding tersebut.
Jadi, sikap negatif Al-Khelaifi itu disinyalir masih membekas di hati Messi.
Baca Juga: Demi Zinedine Zidane, Paris Saint-Germain Siap Lego Neymar Jr?
Selain soal emosi, kemungkinan lainnya adalah masalah gengsi.
Bagi Messi, trofi emas itu barangkali tak bergengsi karena diberikan hanya karena telah memperkuat klub dua tahun, bukan terkait prestasi.
Messi lebih bangga menerima trofi individual karena prestasi, seperti Ballon d'Or.
Itu pun belakangan Messi mengatakan Ballon d'Or sudah tak penting lagi baginya setelah difavoritkan meraihnya pada 2023 ini.
Betapa tidak, Messi sudah tujuh kali meraih Ballon d'Or.
Apalagi impian terbesarnya membawa pulang trofi Piala Dunia juga sudah terwujud di Qatar tahun 2022.