Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Timnas Vietnam diminta belajar dari Timnas Indonesia soal kebijakan pemain naturalisasi daripada terus menerus memberikan sindiran.
Timnas U-19 Indonesia baru-baru ini sukses merengkuh trofi ASEAN Cup U-19 2024 untuk mengakhiri penantian gelar selama 11 tahun.
Terakhir kali skuad Garuda Nusantara meraih kemenangan adalah pada edisi 2013 usai mengalahkan Vietnam melalui drama adu penalti.
Pada edisi kali ini, Indonesia berhasil menjadi juara setelah menang tipis 1-0 atas Timnas U-19 Thailand di partai final.
Gol penentu kemenangan Indonesia pada laga tersebut dicetak oleh Jens Raven.
Pemain kelahiran Dordrecht, Belanda, itu sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak Timnas U-19 Indonesia di turnamen dengan torehan empat gol.
Kegemilangan Raven di ASEAN Cup U-19 2024 seolah menjadi jawaban dari perdebatan apakah kebijakan naturalisasi cukup efektif untuk jangka panjang.
Sebelumnya, tidak sedikit yang mengkritik kebijakan PSSI dengan melakukan proses naturalisasi terhadap pemain keturunan.
Bahkan, Timnas Indonesia sempat mendapat sindiran pedas dari salah satu pemain Timnas Vietnam Do Duy Manh jelang pertemuan kedua tim di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Melalui informasi di media, saya mengetahui bahwa Indonesia telah melakukan naturalisasi hingga 11 pemain."
"Mereka saat ini memiliki banyak pemain yang bermain di luar negeri dengan keahlian yang baik."
"Sebenarnya sebelum itu Indonesia juga bukanlah tim yang mudah untuk dilawan."
"Mereka memiliki gaya bermain yang garang dan agresif, dan kini semakin sulit dengan sederet pemain naturalisasi."
"Terkadang kami saling meledek karena tidak tahu apakah kami akan melawan Belanda atau Indonesia," ucap Duy Manh.
Baca Juga: Tak Mau Disiksa Timnas Indonesia Lagi, Vietnam Undang Tim Kuat Eropa
Namun, media Vietnam (Soha.vn) kini meminta agar para pemain maupun federasi negaranya tidak lagi menyindir Indonesia.
Pasalnya, Soha menilai kebijakan naturalisasi yang dilakukan PSSI telah memberikan dampak positif terhadap Timnas Indonesia.
Alih-alih menyindir kebijakan tersebut, Soha meminta Vietnam mengambil pelajaran dari kebijakan tersebut.
"Kebijakan penggunaan pemain keturunan yang dinaturalisasi atau kebijakan lainnya dalam sepak bola tidak akan efektif jika tidak dilaksanakan secara serius dan menyeluruh."
"Jika diterapkan secara menyeluruh seperti yang dilakukan Indonesia, maka akan memberikan efek yang sangat dahsyat, dengan cepat membawa Timnas Indonesia kembali menjadi kekuatan yang sangat tangguh di Asia Tenggara."
"Jika dalam beberapa tahun terakhir masyarakat menganggap sepak bola Thailand dan Vietnam sebagai dua kekuatan di Asia Tenggara, maka tak aneh jika Indonesia segera melampaui mereka semua dan bahkan tetap berada di puncak."
"Daripada memperdebatkan kebijakan Indonesia yang melakukan naturalisasi pemain, dan menyebut timnasnya "Belanda B", sekarang mungkin saatnya bagi Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk mempertimbangkan belajar," tulis Soha.