Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Kisah nenek Maarten Paes, Nel Appels-van Heyst, yang lahir dan tumbuh besar di Jawa Timur, ternyata nyaris dieksekusi tentara Jepang.
Maarten Paes memenuhi janjinya kepada sang nenek untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan mulai bermain membela Timnas Indonesia.
Dua caps bersama Timnas Indonesia sudah dicatatkan Maarten Paes di Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi dan Australia.
Kiper FC Dallas itu berhasil mencatatkan satu cleansheet, satu kebobolan tanpa kekalahan bersama Skuad Garuda di babak kualifikasi.
Namanya dielu-elukan sebagai kiper hebat dan Timnas Indonesia pun disebut beruntung bisa mendapatkan pemain sepertinya.
Talenta yang memutuskan pulang ke pangkuan Tanah Air, sesuai dengan janjinya kepada mendiang sang nenek yang meninggal pada Februari 2024.
"Saya ingin bermain untuk Indonesia karena, pertama-tama, ini adalah penghormatan kepada nenek saya," ucap Maarten Paes seperti dikutip dari laman resmi FC Dallas.
"Ia meninggal sebulan yang lalu dan saya sangat, sangat dekat dengannya. Pembicaraan terakhir kami sebelum ia meninggal adalah tentang ini (menjadi WNI)."
"Saya melihat senyum di matanya yang menunjukkan bahwa ini sangat berarti baginya," imbuhnya.
Secuil kisah mendiang nenek Maarten Paes dari pihak ibu, Nel Appels-van Heyst, lahir di Kediri dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Jawa Timur.
Saat itu Kediri dan Jawa Timur masih menjadi wilayah kolonial yang dikenal sebagai Hindia Belanda, nenek Paes dikatakan sangat menderita selama pendudukan Jepang.
Nel Appels-van Heyst juga disebut kehilangan ibunya di bulan-bulan terakhir perang, sebelum bertemu kembali dengan sang ayah pada Desember 1945.
Yang lebih mengerikannya lagi, nenek Maarten Paes nyaris dieksekusi tentara Jepang setelah masuk kamp tahanan khuhus wanita dan anak-anak Belanda.
Rencananya, eksekusi akan dilakukan delapan hari pasca bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima, hal ini terungkap setelah pembebasan tahanan dari kamp tersebut.
"Nenek dari pihak ibu Paes, Nel Appels-van Heyst, tumbuh besar di Jawa Timur pada sepuluh tahun terakhir Hindia Belanda," tulis laman 3rddegree.net.
"Termasuk dua tahun penahanan orang Jepang di kamp untuk wanita dan anak-anak Belanda."
"Saat kamp tahanan dibebaskan, rencana untuk mengeksekusi tahanan wanita Belanda terungkap."
Baca Juga: Graham Arnold Akui Maarten Paes Layak Jadi MOTM Laga Timnas Indonesia Vs Australia
"Rencana eksekusi akan dimulai delapan hari setelah bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima."
"Van Heyst kehilangan ibunya pada bulan-bulan terakhir perang, sebelum bertemu kembali dengan ayahnya pada bulan Desember 1945," imbuh mereka.
Waktu berlalu, Nel Appels-van Heyst akhirnya tinggal di Nijmegen, nenek Paes menjadi bagian dari gerakan budaya yang membawa pengaruh Indonesia ke Belanda.
Status guru sejarah yang disandang membuatnya menanamkan pengaruh Indonesia ke sang cucu sejak Maarten Paes masih kecil.
Paes bahkan selalu disuguhkan dengan masakan-masakan khas Indonesia ketika mengadakan makan bersama setiap akhir pekan.