PSMS Medan memutuskan memecat Djajang Nurdjaman dari kursi pelatih.
Menurunnya performa Legimin Rahardjo dkk di Liga 1 menjadi alasan.
Teranyar, tim berjulukan Ayam Kinantan tersebut ditaklukkan Persipura Jayapura dengan skor 1-3 di Stadion Teladan, Medan, Rabu (12/7/2018).
Kekalahan tersebut membuat PSMS semakin terkunci di dasar klasemen dengan merangkum 15 poin.
Sebelum resmi dipecat, Djajang Nurdjaman sejatinya sudah merasakan dirinya bakal didepak.
"Sebetulnya sudah bisa mempelajari situasi yang terakhir ya. Artinya mereka itu sudah membuat skenario seperti ini. Mulai dari memasukkan Suharto tanpa koordinasi dengan Saya,” ucap Djajang Nurdjaman.
“Kemudian memecat dua asisten saya. Dua-duanya tanpa ngomong ke (saya), anehkan? Tapi ini langsung dipecat. Kemudian bicara tentang penggantinya saya sudah usulkan satu nama, eh gak direspona juga. Tapi yang didatangkan malah Nimrot," kata Djajang Nurdjaman saat dikonfirmasi, Jumat (13/7/2018).
"Bukan tidak setuju dengan mereka, tapi caranya gitu. Jadi, skenario itu memang sudah dibuat supaya tidak nyaman begitu. Tapi akhirnya saya bersedia mengundurkan diri, tapi akhirnya mereka yang pecat," ujarnya menambahkan.
Selain faktor performa tim yang dimuliakan menurun, Djanur mengakui hubungan dirinya dengan manajemen juga tidak baik.
Kurang harmonis dirasakan sejak mengikuti Piala Presiden 2018.
Djanur, sapaan akrabnya, sebagai pelatih profesional tidak kaget atas pemecatan tersebut.
"Hubungan saya dengan manajemen juga memang kurang baik sejak mulai Piala Presiden. Ya namanya dunia pelatih dunia seperti ini. Lantas, itu membuat saya menangis? Ya enggak lah," ucapnya.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar