SUPERBALL.ID - Hristo Stoichkov membeberkan siapa sebenarnya Pep Guardiola saat mulai melatih Barcelona.
Stoichkov adalah legenda Barcelona dan Bulgaria yang kini berusia 54 tahun.
Dia menjadi pemain Barcelona sebagai striker di era 1990-1995 dan 1996-1998.
Sedangkan Guardiola berposisi sebagai gelandang bertahan Barcelona di era 1990-2001.
Pria plontos berusia 49 tahun itu kini masih melatih Manchester City.
Sedangkan Stoichkov kini berprofesi sebagai komentator sepak bola untuk Univision Deportes, jaringan TV berbahasa Spanyol di Amerika Serikat.
Baca Juga: Pelatih Barcelona Tak Mau Timnya Meraih Gelar Liga Spanyol
Peraih Ballon d'Or 1994 itu memang kerap melontarkan komentar kritis tentang eks klubnya, yang mengejutkan banyak orang.
Apalagi kini tentang Guardiola, yang dianggapnya mujur.
Stoichkov mengatakan, kesuksesan Guardiola dalam empat tahun di Barcelona lebih karena klub itu memang sudah kuat.
"Ketika Guardiola menjadi pelatih, Barca seperti hidangan yang sudah matang, hanya menunggu ditampilkan," ujar Stoichkov, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari The Mirror.
"Tugas Guardiola sangat sederhana, karena dia tahu akademi La Masia dengan baik."
"Selain itu, pendahulunya, Frank Rijkaard, telah membangun fondasi yang kuat."
"Para pemain Barca pasti akan mencapai puncak, baik Guardiola ada atau tidak," tegas Stoichkov.
Baca Juga: Gelandang Juventus Diklaim Sepakat Gabung Barcelona
Guardiola menggantikan Rijkaard pada musim panas 2008 setelah Barca melewati dua musim tanpa gelar bergengsi.
Pada musim pertamanya sebagai pelatih, 2008-2009, Guardiola seolah mendapat durian runtuh, karena Barca meraih enam gelar.
Keenam gelar itu adalah Liga Spanyol, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub FIFA.
Pada tiga musim berikutnya, pelatih kelahiran 1971 itu membawa kembali delapan gelar.
Keberhasilan Barca dalam empat tahun Guardiola membuat banyak orang mempertannyakan hal krusial.
Antara Barca dan Guardiola, faktor mana yang menentukan keberhasilan meraih banyak gelar?
Baca Juga: Bukan Lionel Messi, Barcelona Perlu Pertahankan Satu Pemain demi Memulangkan Neymar
Jawabannya sebagian jelas ketika Guardiola meninggalkan Camp Nou.
Sejak 2012, pelatih Manchester City itu belum pernah mencapai final Liga Champions.
Namun, sejak itu pula, pemilik Camp Nou memiliki lebih banyak ajang kejuaraan saat meraih treble 2014-2015, yakni Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Liga Champions.
Stoichkov memilih faktor Barca yang menjadi penentu sukses meraih banyak gelar.
Stoichkov melanjutkan, "Skuad Barca di era Guardiola memiliki Thierry Henry, Deco, Ronaldinho, Rafael Marquez, Carles Puyol, Victor Valdes. Semua berada di usia puncak karier."
"Yang benar-benar dibutuhkan Guardiola hanyalah opsi cadangan."
"Setelah Andres Iniesta unjuk gigi, lalu Pedro dan Lionel Messi melakoni lebih banyak permainan, kerangka kerja Barca hampir sempurna."
Dengan mengabaikan sukses Guardiola, Stoichkov bahkan memberikan peringkat rekan seklubnya itu masih di bawah Jose Mourinho.
Mourinho masih terus berusaha keras menjadi pelatih top, meski dimulai sebagai penerjemah di Barcelona.
"Ini orang pintar. Mourinho memonitor semuanya dengan sangat hati-hati, mulai dari latihan fisik, pemanasan hingga penggunaan bola."
"Dia selalu memiliki pena dan kertas."
"Sepanjang hari, dia tidak melakukan apa pun selain mencatat," ungkap Stoichkov.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | The Mirror |
Komentar