Ameruddin menceritakan bahwa sang anak akan menangis apabila tidak diberi raket, dan ia pun menurutinya.
Baca Juga: Kenapa Greysia/Apriyani Ikut Gigit Medali Emas, Ini Peringatan Panitia Olimpiade Tokyo 2020
"Masalahnya kalau tidak dikasih raket, dia menangis," kata Ameruddin dikutip SuperBall.id dari Kompas.com.
Namun, karena keterbatasan ekonomi, Apriyani hanya diberi raket usang yang tali senarnya sudah putus.
Apriyani kemudian mulai berlatih bulutangkis di Gedung Sarana Kegiatan Bersama (SKB), Unaaha, Konawe.
Setiap berangkat dan pulang latihan, Ameruddin selalu mengantar dan menjemput sang anak.
Namun, ia hanya mengikuti dari belakang memakai motor, sementara Apriyani pergi dan pulang dengan berlari.
Padahal, menurut Ameruddin, gedung tersebut berjarak sembilan kilometer dari rumahnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Nurul Akmal Tutup Aksi Tim Indonesia di Peringkat Lima
"Jadi dia lari dari rumah ke SKB, saya naik motor. Begitu juga kalau habis latihan, pulang dari SKB ke rumah begitu setiap sorenya, karena dia mau latihan sendiri," jelas Ameruddin.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Kompas.com, SuperBall.id |
Komentar