SUPERBALL.ID - Arsene Wenger mengungkap penyesalan yang pernah ia rasakan selama menjadi pelatih Arsenal.
Arsene Wenger ditunjuk untuk menjadi pelatih di Arsenal sejak Agustus 1996.
Ketika itu, Wenger yang sebelumnya melatih klub Jepang Nagoya Grampus Eight menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Bruce Rioch.
Wenger pun menjelma menjadi sosok pelatih legendaris yang pernah menangani Arsenal.
Kesuksesan Wenger bermula pada musim 1997-1998 di mana ia berhasil membawa Arsenal meraih gelar Liga Inggris dan Piala FA.
Keberhasilan double winner kemudian kembali terulang pada musim 2001-2002.
Baca Juga: Chelsea Kokoh di Puncak Klasemen Liga Inggris, Ada Hal yang Bikin Thomas Tuchel Khawatir
Wenger kemudian menjadi semakin fenomenal setelah berhasil mengantarkan Arsenal menjuarai Liga Inggris pada musim 2003-2004 tanpa sekalipun tersentuh kekalahan.
Secara keseluruhan, Wenger berhasil meraih 3 gelar Liga Inggris, 7 gelar Piala FA, dan 7 Community Shield untuk Arsenal.
Bukan hanya gelar, Wenger juga pernah membawa Arsenal menembus satu-satunya final Liga Champions sepanjang sejarahnya yakni pada musim 2005-2006.
Namun, Arsenal dipaksa tunduk oleh Barcelona dengan kekalahan tipis 1-2 dan gagal menjuarai Liga Champions.
Arsene Wenger kemudian mengakhiri masa jabatannya sebagai pelatih Arsenal pada 2018 dan kini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepak Bola Global di FIFA.
Baca Juga: Liverpool Telan Kekalahan Perdana Musim Ini, Juergen Klopp Salahkan Wasit
Lebih dari tiga tahun berlalu, dilansir SuperBall.id dari Daily Telegraph, Arsene Wenger mengungkapkan salah satu penyesalan terbesarnya semasa melatih Arsenal.
Pria asal Prancis itu merasa terlalu mengikatkan dirinya dengan Arsenal.
Wenger merasa bahwa dirinya bisa saja pergi ke tempat lain selain Arsenal.
"Saya mengikatkan diri saya secara utuh dengan klub (Arsenal), itulah kesalahan yang saya buat," ungkap Wenger.
"Kekurangan saya adalah saya terlalu mencintai di mana saya berada, saya menyesalinya, saya seharusnya memutuskan pergi ke tempat lain," imbuhnya.
Baca Juga: 2 Pemain ini Jadi Kunci Kebangkitan Arsenal di Liga Inggris Musim ini
Namun, sesudah meraih gelar Liga Inggris secara fenomenal pada musim 2003-2004, Wenger merasa ada yang kurang pada Arsenal.
Bahkan, setelah gelar fenomenal tersebut, Wenger tak pernah berhasil mengantarkan Arsenal kembali menjuarai Liga Inggris.
Hal tersebut kemudian sempat menimbulkan perdebatan di kalangan suporter Arsenal.
"Terkadang saya berandai-andai, adakah yang salah setelah musim invincible (2003-2004)?" tanya Wenger.
Baca Juga: Reaksi Kiper Legendaris Man United Lihat Aksi Penyelamatan Kiper Arsenal Lawan Putranya
Wenger pun mengungkapkan bahwa tahun 2007 adalah titik yang sangat menentukan baginya.
Ketika itu, situasi internal klub Arsenal semakin memanas dan bahkan memaksa wakil ketua klub, David Dein, harus mengundurkan diri.
David Dein bisa dikatakan sebagai sosok besar di Arsenal karena telah menjabat pada 1983 hingga 2007, iapun yang menunjuk Wenger sebagai pelatih.
"2007 adalah titik yang menentukan, itu pertama kalinya saya merasakan ada tensi di dalam jajaran dewan klub," tutur Wenger.
"Saya merasa terbagi antara loyal dengan klub atau dengan David (Dein)," tambahnya.
Baca Juga: Baru Boleh Bela Timnas Indonesia Tahun Depan, Marc Klok Tulis Surat Terbuka
Mundurnya David Dein ketika itu tentu membuat Wenger mulai tidak sreg dengan Arsenal.
Iapun mulai berandai-andai bagaimana jika dia memutuskan pergi dari Arsenal pada 2007, bukan tidak mungkin akan ada klub besar lainnya yang bisa ia latih.
"Saya masih berandai-andai jika saya melakukan hal yang benar karena hidup tidak akan pernah pernah sama," ujar Wenger.
"Saya bisa saja pergi untuk Timnas Prancis, atau 2-3 kali di Timnas Inggris, saya bisa dua kali pergi ke Real Madrid, kata Wenger.
"Saya bisa pergi ke Juventus, PSG, dan bahkan Manchester United," sambungnya.
Baca Juga: Legenda Malaysia Sedih Bandingkan Ganda Putra Andalan Negerinya dengan Marcus/Kevin
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Daily Telegraph |
Komentar