SUPERBALL.ID - Bek veteran Timnas Thailand, Theerathon Bunmathan, angkat bicara terkait permainan kasarnya di Piala AFF 2020 lalu.
Timnas Thailand berhasil menjadi juara di ajang Piala AFF 2020 yang digelar di Singapura beberapa waktu lalu.
Hasil imbang 2-2 pada final leg kedua sudah cukup untuk membawa mereka menang agregat 6-2 atas Timnas Indonesia.
Theerathon tampil sebagai starter pada final leg kedua setelah absen pada leg pertama karena akumulasi kartu kuning.
Baca Juga: Pilih Pelatih Korea Ketimbang Jepang, Malaysia Bantah Tudingan Tiru Timnas Indonesia
Theerathon memang kerap menunjukkan permainan kasar yang bisa membahayakan pemain lawan.
Ia tercatat sebagai pemain paling kotor di turnamen dengan melakukan 12 pelanggaran dan mendapat 3 kartu kuning.
Jumlah tersebut lebih banyak dari pemain lainnya di Piala AFF 2020.
Bintang Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri, juga sempat menjadi korban dari permainan kasar Theerathon.
Pemain FK Senica itu mendapat tamparan dari Theerathon tepat di bagian wajah pada menit ke-90+3 di final leg kedua.
Baca Juga: Punya 6 Wajah Baru di Timnas Indonesia, ini yang Bakal Dilakukan Shin Tae-yong
Wasit pun menganggap tindakan tersebut sebagai pelanggaran dan memberikan kartu kuning untuk Theerathon.
Permainan kasar kepada Egy Maulana Vikri itu bukan kali pertama yang dilakukan oleh Theerathon di Piala AFF 2020.
Pada laga semifinal leg pertama melawan Vietnam, Theerathon mengasari Nguyen Quang Hai dan Pham Xuan Manh menggunakan sikut.
Akibat ulahnya tersebut, Theerathon bahkan mendapat julukan sebagai raja sikut dari penggemar Vietnam.
Media Thailand mengkritik permainan kasar Theerathon karena dinilai bisa berdampak buruk bagi tim Gajah Perang.
Menurut statistik, Theerathon telah mengoleksi 6 kartu merah dan banyak kartu kuning di level klub sejak 2013 hingga saat ini.
Di samping karena tekel keras, kartu-kartu itu didapat Theerathon karena 'permainan tangan' kepada lawan.
Terkait dengan permainan kasarnya, Theerathon baru-baru ini angkat bicara dan membenarkan bahwa ia memang melakukannya.
Namun, ia mengaku bahwa tindakannya tersebut adalah balasan kepada pemain lawan yang lebih dulu bermain agresif.
Baca Juga: Kontrak Egy Maulana Vikri Diperpanjang FK Senica
“Selama lebih dari 4 tahun bermain di J-League, saya tidak pernah harus marah dan menghadapi tekanan publik sebanyak ketika berlaga di turnamen regional."
"Di Jepang, para pemain hanya fokus pada bola. Bagaimana dengan di Asia Tenggara?"
"Kami adalah Thailand dan mereka akan bertarung mati-matian ketika mereka tahu bahwa mereka menghadapi Thailand."
"Pikirkan tentang ini, mereka merebut bola dari saya dengan sangat agresif dan kemudian saya diam membiarkan semuanya?" kata Theerathon, dikutip SuperBall.id dari Thai League Central.
Baca Juga: Belum Ketemu Shin Tae-yong, Pelatih Baru Timnas Malaysia Sudah Pernah Dibekuk Park Hang-seo
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | thaileaguecentral.com |
Komentar