SUPERBALL.ID - Seluruh peserta Piala Asia 2023 kini menunggu siapa dari empat negara yang terpilih sebagai tuan rumah pengganti China.
Keempat negara tersebut adalah Indonesia, Qatar, Korea Selatan, dan Australia.
AFC mengumumkan secara resmi keempat negara itu sebagai kandidat tuan rumah dari markasnya di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (18/7/2022).
Tindak lanjutnya adalah, AFC memberikan tenggat waktu kepada empat negara itu untuk segera menyerahkan dokumen kesiapan mereka.
Tenggat waktu penyerahan dokumen tersebut jatuh pada 31 Agustus 2022.
Dokumen itu nantinya akan dikaji ulang oleh AFC dalam kurun waktu kurang 1,5 bulan.
Setelah dikaji ulang, tuan rumah Piala Asia 2023 akan diumumkan pada 17 Oktober 2022.
Pencarian tuan rumah baru terpaksa dilakukan karena China mengundurkan diri akibat masih adanya Covid-19.
Pemerintah setempat tak mengizinkan federasi sepak bola China menggelar Piala Asia 2023 karena menerapkan kebijakan zero-Covid.
Meski telah menerima pengajuan dari empat negara sebagai tuan rumah, tapi tetap tak mudah bagi AFC untuk memutuskannya.
Qatar dan Australia, misalnya, bersedia menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 ini dengan syarat yang mungkin sulit diterima AFC.
Syarat tersebut adalah dipindahkannya jadwal turnamen ke tahun berikutnya, yaitu 2024.
Baca Juga: AFC Resmi Umumkan Indonesia Calon Tuan Rumah Piala Asia 2023, Ada yang Terkejut
Padahal, AFC telah menetapkan tanggal penyelenggaraan Piala Asia 2023 pada 16 Juni-16 Juli.
Jika Qatar atau Australia yang paling layak menjadi tuan rumah, maka AFC harus menerima syarat mereka, yang tampaknya tak bisa ditawar lagi.
Pasalnya, Qatar juga menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 21 November-18 Desember mendatang.
Qatar pernah menjadi tuan rumah Piala Asia dua kali, yaitu tahun 1988 dan 2011, lalu menjuarai turnamen itu tahun 2019.
Sedangkan Australia sangat sibuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia Wanita yang berlangsung pada 20 Juli-20 Agustus 2023.
Australia menjadi tuan rumah turnamen itu bersama Selandia Baru.
Australia menjuarai Piala Asia 2015.
CEO Football Australia James Johnson mengatakan awal bulan ini bahwa federasi sepak bolanya telah berkonsultasi dengan AFC untuk mempertimbangkan pemindahan Piala Asia 2023 ke kalender berikutnya.
Pertimbangan itu mutlak dijalankan untuk menghindari bentrokan dengan Piala Dunia Wanita 2023.
Dan, Australia menegaskan tidak akan mungkin federasinya mengajukan tawaran menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 jika pemindahan kalender ke tahun 2024 itu tidak dilakukan.
"Yang penting bagi kami adalah kapan turnamen Piala Asia itu akan dimainkan. Saat ini diperkirakan akan dimainkan pada pertengahan 2023," kata Johnson.
Baca Juga: Fans Vietnam Tuntut AFF dan AFC Skors Indonesia jika Suporter Timnas Merah-Putih Ganggu Pemainnya
Dia lalu menegaskan, "Itu tidak tepat bagi kami karena kami menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita pada waktu yang hampir bersamaan."
"Jadi, kami berbicara dengan AFC tentang apakah mereka Piala Asia itu bisa digelar pada Januari atau Februari 2024 atau tidak."
"Jika itu menjadi sebuah kemungkinan, maka akan kami tindak lanjuti dengan cara yang berarti."
Bagaimana dengan Indonesia?
Sampai kini belum ada penjelasan resmi dari PSSI, apakah memiliki pertimbangan yang sama dengan Australia atau tidak.
Sebab, Indonesia juga dihadapkan pada turnamen akbar tahun 2023, yaitu sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, yang digelar tanggal 20-11 Juni.
Setelah menggelar turnamen akbar itu, sangat mustahil Indonesia bisa langsung menggelar Piala Asia pada 16 Juni-16 Juli 2023.
Diduga kuat, PSSI juga mengajukan opsi pertimbangan yang sama dengan Australia, yakni memindahkan kalender penyelenggaraannya ke tahun 2024.
Indonesia pernah satu kali menjadi tuan rumah Piala Asia bersama tiga negara lain, yaitu Thailand, Vietnam, Malaysia, tahun 2007.
Mereka tersingkir di penyisihan grup dan itu sekaligus menjadi prestasi terbaiknya di ajang tersebut.
Sekarang kita tengok peluang Korea Selatan menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.
Tim Negeri Ginseng itu pertama kali menjuarai Piala Asia tahun 1956 di Hongkong dan berhasil mempertahankannya empat tahun kemudian (1960) di negerinya sendiri.
Korea Selatan baru satu kali menjadi tuan rumah, tepatnya di Piala Asia 1960.
Negeri yang terkenal dengan drama Korea alias drakor itu tak pernah lagi menggelar turnamen besar sejak bersama Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002.
Artinya, hingga kini sudah 20 tahun Korea Selatan tak menjadi tuan rumah turnamen akbar sepak bola, baik di level Asia maupun dunia (FIFA).
Selain itu, Korea Selatan tak memiliki agenda besar olahraga tahun 2023.
Nah, pengalaman di Piala Dunia 2002 dan kekosongan agenda itu bisa menjadi pertimbangan utama AFC untuk memilihnya sebagai tuan rumah Piala Asia 2023.
Jika Korea Selatan yang menjadi tuan rumah, maka Shin Tae-yong patut bangga, karena itu adalah negaranya.
Dia juga pernah membawa anak-anak asuhnya menggelar pemusatan latihan di sana.
Jadi, akan lebih banyak plusnya bagi Timnas Indonesia jika Korea Selatan yang menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | SCMP.com |
Komentar