Sedangkan dua pertandingan tandang Thailand yaitu kala menghadapi Brunei pada 20 Desember Timnas Indonesia pada 29 Desember.
Ketika ditanya terkait sistem kandang-tandang ini, Polking menyebut hal itu membuat timnya mengalami kelelahan.
"Itu sangat melelahkan untuk semua tim," kata Polking, dikutip SuperBall.id dari Khaosod.
Baca Juga: Sudah Puas 4 Kali Juara, Pembobol Gawang Timnas Indonesia Beri Isyarat Absen di Piala AFF 2024
"Harus dipikir-pikir tentang waktu penyelenggaraan, 1 bulan mungkin bukan yang terbaik, harus memainkan 8 pertandingan, terbang 4 perjalanan, sangat lelah dan berisiko untuk pemain."
"Misalnya BG Pathum yang kehilangan Teerasil Dangda, Iksan Fandi yang cedera saat tim latihan," tambahnya.
Ia kemudian menyarankan agar Piala AFF kembali digelar dengan sistem tuan rumah tunggal seperti edisi 2020 di Singapura.
Menurutnya, sistem tuan rumah tunggal akan membuat tim peserta tidak perlu melakukan perjalanan jauh.
Meski begitu, ia menginginkan sistem kandang-tandang tetap diterapkan di babak sistem gugur.
"Jika diselenggarakan di satu negara, itu akan bagus. Tidak perlu terbang dan memiliki waktu lebih banyak."
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | khaosod.co.th |
Komentar