SUPERBALL.ID - Pendapatan yang terbatas dari penjualan pemain menjadi alasan mengapa Manchester United di ambang melanggar aturan Financial Fair Play.
Anggaran belanja pemain Manchester United pada musim panas ini dibatasi oleh aturan Financial Fair Play.
Hal ini terjadi karena pengeluaran dan pendapatan klub tidak seimbang dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu sumber pendapatan untuk membantu tim menutupi kerugian adalah keuntungan dari penjualan pemain.
Baca Juga: Profil Zion Suzuki, Kiper Asal Jepang yang Selangkah Lagi Gabung Man United
Terkait hal ini, Manchester United tampaknya perlu belajar dari Chelsea yang terbilang sukses dalam penjualan pemain.
Chelsea bahkan mendapat untung lima kali lebih banyak daripada Man United dari penjualan pemain dalam 10 tahun terakhir.
Keuntungan dari penjualan pemain Chelsea dalam 10 tahun terakhir sebesar 892 juta dolar AS, sedangkan Man United hanya 168 juta dolar AS.
Angka-angka itu bahkan belum memperhitungkan bursa transfer musim panas ini ketika Chelsea jauh lebih untung dari sebelumnya.
Tak ada klub Liga Inggris yang mampu menjual pemain dengan harga tinggi secara beruntun selain Chelsea musim panas ini.
Enam pemain meninggalkan Stamford Bridge dan membuat tim untung 240 juta dolar AS hanya dalam 10 hari kerja.
Mason Mount adalah kesepakatan terbaru yang mendatangkan puluhan juta dolar AS untuk Chelsea menyusul kepindahan ke United.
Sebelumnya, Chelsea sukses menjual Kalidou Koulibaly, Mateo Kovacic, Edouard Mendy, Kai Havertz, dan Ruben Loftus-Cheek.
The Blues bahkan bisa mendapat lebih banyak uang andai kesepakatan Hakim Ziyech ke Al Nassr tidak batal karena gagal tes medis.
Chelsea mampu mengumpulkan uang secepat mereka mengeluarkan uang untuk membeli pemain pada musim lalu.
Berkat itu, mereka bisa merekrut dua striker Christopher Nkunku dan Nicolas Jackson, seharga 106 juta dolar AS.
Baca Juga: Eks Liverpool Komentari Seberapa Penting Mason Mount di Man United
Tidak berhenti di situ, pemilik klub Todd Boehly juga ingin menjual Romelu Lukaku, Pierre-Emerick Aubameyang, Christian Pulisic, Callum Hudson-Odoi, Marc Cucurella, Ethan Ampadu dan Ian Maatsen.
Chelsea bisa menerima lebih dari 130 juta dolar AS dari nama-nama tersebut dan meningkatkan pendapatan menjadi 400 juta dolar AS.
Angka itu akan menjadi rekor sepanjang masa karena tidak ada tim yang mendapat keuntungan sebanyak itu dalam semusim.
Lantas apa yang membuat Chelsea bisa menjual begitu banyak pemain dengan harga tinggi?
Kualitas akademi Chelsea menjadi salah satu yang berkontribusi banyak pada keuntungan ini.
Loftus-Cheek, Mount, Tammy Abraham, Fikayo Tomori dan Marc Guehi semuanya berasal dari akademi klub.
Ketiganya mendatangkan sekitar 190 juta dolar AS untuk Chelsea sejak 2021.
Hal ini yang kemudian tidak dimiliki oleh Manchester United dengan skala dan kualitas akademi yang lebih rendah.
Jebolan Manchester United terakhir yang dijual dengan harga tinggi adalah Danny Welbeck ke Arsenal pada 2014 dengan 22 juta dolar AS.
Selain itu, performa tim juga akan sangat mempengaruhi nilai pemain di mana Chelsea lebih baik dalam 10 tahun terakhir.
Chelsea dua kali menjuarai Liga Inggris dan meraih satu gelar Liga Champions, sedangkan United tidak meraih gelar mayor apapun.
Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 - Penggawa Timnas Indonesia Milik Persib Resmi Hijrah ke Dewa United
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Transfermarkt.com |
Komentar