SUPERBALL.ID - Wasit Vietnam diklaim sudah menguasai VAR usai menjalani latihan selama 3 bulan, sejarah bagi salah satu rival Timnas Indonesia.
Video Assistant Referee atau VAR di Vietnam bukan lagi sekadar wacana usai para wasit lokal diklaim sudah menguasai teknologi canggih dunia perwasitan ini.
Kebutuhan VAR terhadap sepak bola dinilai sangat penting saat ini, banyak negara-negara yang berlomba-lomba bisa mendapatkan peralatan itu.
Vietnam selangkah lebih maju dari Indonesia, kompetisi sepak bola lokal Negeri Naga Biru disebut berhasil membua terobosan soal VAR.
Pelatihan terhadap para wasit yang dilakukan sejak akhir 2022 lalu, ditambah beberapa uji coba yang dilakukan pada tahun ini.
Baca Juga: Kebobolan 4 Gol dari 2 Laga, Kiper Persib Ungkap Kesulitannya di Awal Musim Liga 1
Para wasit dijejali seluruh pengetahuan soal VAR, selama enam hari dalam sepekan dengan durasi 12 jam setiap harinya mereka belajar.
Hingga pada 8 Juni lalu VAR resmi dioperasikan namun baru di pekan kelima V-League (Liga Vietnam) peralatan ini dipakai.
Beberapa kendala masih ditemui, selama lebih dari sepekan latihan seluruh wasit memasuki tahapan penting dengan pertandingan nyata berdurasi 90 menit.
Sekaligus menjadi ujian penting agar FIFA mengakui kualitas para wasit Vietnam sudah berada di taraf menguasai VAR dan diterapkan di V-League.
"Wasit Vietnam diakui telah menguasai teknologi VAR," tulis Soha.vn.
"Lebih dari 3 bulan adalah waktu ketika wasit Vietnam berusaha keras untuk memahami teknologi VAR.
"Titik balik bersejarah bagi turnamen sepak bola profesional Vietnam.
"Para wasit akan memasuki tahapan terpenting, yaitu menjalankan pertandingan sebenarnya dengan durasi 90 menit.
Baca Juga: Mulai Sadar Usia, Lionel Messi Akui Akhir Perjalanan Kariernya Sudah di Depan Mata
"Ini dianggap sebagai ujian paling penting bagi wasit. Hanya jika diakui oleh FIFA wasit dapat menggunakan VAR, dan teknologi VAR diterapkan di V-League." imbuh mereka.
Sementara sepak bola Vietnam menyambut dengan penuh antusias penerapan VAR, di Indonesia wasit masih jadi bulan-bulana klub kontestan Liga 1.
Tak sedikit klub yang menjerit akibat keputusan wasit Liga 1, padahal kompetisi baru bejalan dua pekan.
Gelombang protes terus berdatangan, dimulai dari wasit Rio Permana yang memberi pendalti kepada Persija karena pelanggaran di luar kotak penalti.
Kemudian kontroversi Thoriq Alkatiri di laga Persebaya melawan Barito, hingga protes Umuh Muchtar selaku Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat.
Ditujukan kepada Aidil Azmi, wasit yang disebut tak memberi penalti Persib usai pemain Arema FC handball di kotak terlarang.
Hal ini cukup miris, mengingat upah wasit di Liga 1 meningkat dua kali lipat sejak PSSI masih dipimpin Mochamad Iriawan.
Yang tadinya Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta, hakim garis dan wasit ketiga mendapat Rp 7,5 juta dan wasit cadangan serta tambahan Rp 5juta.
Baca Juga: Cedera saat Jalani Laga Debut, Persib Indikasikan Tendang Gelandang Anyar Asal Spanyol Ini
Nominal itu bahkan disebut sampai melebihi gaji para menteri, miris karena performa dan kualitas para wasit di atas lapangan tak sesuai bayaran tinggi mereka.
"Ada 18 (wasit) yang bekerja di Liga 1, mereka akan 17 kali tiup peluit (memimpin laga/musim)," ucap Erick Thohir, Kamis (22/6/2023).
"Kalau sekali tiup titik, lebih tinggi gajinya dari menteri.
"Menteri Rp 19 juta, mereka (wasit) Rp 20 juta. Alhamdulillah lebih tinggi, selevel menteri, harus bangga." imbuhnya.
Editor | : | Eko Isdiyanto |
Sumber | : | Soha.vn, SuperBall.id |
Komentar