SUPERBALL.ID - Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) dan klub-klub profesional di negara tersebut kini berjuang menghadapi kesulitan finansial.
Sejumlah kompetisi sepak bola profesional di Thailand kini terancam dibubarkan sebelum musim dibuka.
Liga Thailand dilaporkan mengalami krisis finansial karena penjualan hak siar mereka yang anjlok 20 kali lipat.
Hak siar Liga Thailand awalnya dipatok seharga 1,2 miliar baht atau sekitar Rp 504 miliar.
Kini, penjualan tayangan Liga Thailand hanya bernilai 50 juta baht atau sekitar Rp 21 miliar saja.
Baca Juga: Pelatih Vietnam Legowo Gagal Juara Piala AFF di Indonesia, Sang Kiper Girang Raih Penghargaan
Musim lalu, Liga Thailand memperoleh 300 juta baht, namun angka tersebut masih belum cukup bagi klub untuk beroperasi.
Guna membahas permasalahan ini, para petinggi klub-klub Liga Thailand dan FAT kemudian mencoba duduk bersama.
Meski sejumlah pertemuan telah dilakukan oleh kedua belah pihak, hingga saat ini masalah tersebut masih menemui solusi.
Penyiar berpikir bahwa minat penggemar tidak lagi sama seperti sebelumnya.
Itulah sebabnya mereka tidak dapat membayar lebih untuk paket lisensi hak siar Liga Thailand musim depan.
Tidak hanya Liga Thailand, kompetisi kasta kedua dan ketiga di negara tersebut juga ikut terkena dampak.
Manajer klub Liga Thailand Chiangrai United, Mitti Tiyapairat, khawatir situasi ini membuat Liga 2 dan 3 terancam bubar.
Menurut Soha, saat ini sudah ada klub yang meminta untuk tidak bergabung dengan Liga 2 Thailand.
Ada pula klub yang terancam bubar karena utang gaji berbulan-bulan.
Baca Juga: Disanksi AFC, Thailand Bikin Skenario 4 Pemainnya Bisa Tampil di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024
“Saya sangat khawatir dengan Liga 2 dan 3 Thailand. Yang benar-benar mengkhawatirkan sekarang adalah Liga 3 tidak akan memiliki uang untuk operasional."
"Liga 2 dulu memiliki banyak pertandingan yang ditayangkan secara langsung, namun jumlah pertandingan yang ditampilkan musim depan hanya 1/3."
"Uang untuk mendukung klub di Liga 2 juga menurun. Liga 3 tidak memiliki siaran langsung, jadi musim ini akan sangat sulit," tambahnya.
Di tengah krisis finansial, Presiden FAT Somyot Poompanmoung baru-baru ini dituduh melakukan tindakan korupsi.
Ia dituduh mengambil sejumlah keuntungan dari Thai League Co. Ltd selaku operator Liga Thailand.
Dalam sebuah artikel baru-baru ini, Siamsport mengatakan bahwa gaji bulanan Somyot adalah 1 juta baht.
Namun angka ini dibayarkan dari dua sumber yaitu 500.000 baht dari FAT dan sisanya dari memotong keuntungan Thai League Co. Ltd.
“Ini dianggap sebagai pelanggaran peraturan FAT (pasal 71), dan mengambil untung dari perusahaan Liga Thailand ketika dia membayar bonus untuk dirinya sendiri dan beberapa direktur."
"Tindakan ini juga dianggap melanggar pasal 86 peraturan Liga Thailand," tulis Siamsport.
Sebelumnya, Somyot Poompanmoung sempat mundur dari jabatannya setelah mendapat desakan dari Komite Olimpiade Thailand.
Namun, ia kemudian berubah pikiran karena takut sanksi dari FIFA (asosiasi sepak bola diintervensi oleh pihak ketiga).
Baca Juga: Bertemu Vietnam di Final Piala AFF, Thailand Minta Kekuatan dari Suporter Indonesia
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Siamsport.co.th, Soha.vn |
Komentar