Hal itu dikarenakan para pemain tak bisa melepaskan pikirannya dari keluarga yang berada di Palestina.
"Para pemain memiliki perasaan cemas terus-menerus terhadap keluarga mereka."
"Kami mempunyai masalah fisik, teknis dan taktik karena penundaan turnamen, serta masalah psikologis."
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa anak asuhnya benar-benar berada dalam fase terburuk mereka.
Pelatih asal Tunisia itu mengungkapkan para pemain tak bisa fokus akibat penderitaan yang mereka tanggung.
"Mereka menderita," pungkasnya.
Baca Juga: Timnas Malaysia Bernapas Lega Usai Lihat Pengumuman AFC Jelang Piala Asia 2023
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | japantimes.co.jp |
Komentar