SUPERBALL.ID - Timnas U-23 Indonesia baru saja dirugikan sangat besar oleh wasit Nasrullo Kabirov saat melawan Qatar.
Dalam duel perdana Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Al Rayyan, Qatar, Senin (15/4/2024) malam itu, Indonesia dipaksa menerima hukuman tendangan penalti.
Dua pemain Garuda Muda, Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, juga dihukum kartu merah.
Indonesia akhirnya takluk 0-2 dari tuan rumah Qatar.
Pada menit ke-42 saat skor masih 0-0, Rizky Ridho bertabrakan dengan striker Qatar Mahdi Salem di area penalti Indonesia.
Dalam video tayangan ulang tampak tangan kanan Rizky melayang ke arah wajah Salem, yang kemudian terjatuh.
Awalnya, wasit Kabirov memberi Garuda Muda tendangan bebas.
Namun, setelah menerima pesan dari ruang teknologi video assistant referee (VAR) yang dijalankan para koleganya dari Thailand untuk meninjau kembali situasi, wasit meniup peluit guna menganulir keputusannya.
Dia lalu menghukum Rizky dengan kartu kuning dan menghadiahi Qatar tendangan penalti.
Dari titik 11 meter, Khaled Ali sukses sebagai eksekutor dengan menendang si kulit bundar ke tengah gawang Ernando Ari.
Staf pelatih dan para pemain Indonesia marah besar terhadap keputusan Kabirov.
Di akhir babak pertama, Rizky mengejar wasit asal Tajikistan itu dan menyampaikan komplainnya.
Kabirov hanya merespons dengan lambaian tangan, simbol sangat tegas untuk kembali ke posisinya.
Gol penalti itu mengubah pola permainan Timnas U-23 Indonesia, dari sebelumnya dengan formasi 4-2-3-1 menjadi bertahan dan serangan balik.
Tak hanya memblok lini serang lawan, Indonesia juga nyaris membuka skor pada menit ke-39 lewat tendangan Rafael Struick, tapi membentur tiang gawang.
Baca Juga: Jurnalis ESPN Beberkan Alasan VAR Piala Asia U-23 2024 Tak Bisa Intervensi Kartu Merah Ivar Jenner
Di awal babak kedua, sebelum melakukan penyesuaian taktik, Indonesia kehilangan seorang pemain.
Tepat di menit pertama permainan paruh kedua itu, Ivan Jenner mendapat kartu kuning kedua karena menendang bek Qatar Saifeldeen Hassan Fadlalla.
Kartu merah pun keluar dari kantong wasit untuk mengusir Ivar.
Reaksi keras pelatih dan pemain Indonesia tak diindahkannya.
Situasi menjadi lebih buruk bagi tim asuhan Shin Tae-yong itu ketika mereka harus kebobolan gol kedua hanya delapan menit kemudian.
Ahmed Al-Rawi melakukan tendangan bebas indah dari luar kotak penalti, bola melengkung, tak bisa dihalau Ernando, dan masuk ke gawang.
Di menit-menit tersisa, pertandingan terhenti karena banyaknya pelanggaran dari kedua tim.
Shin Tae-yong bahkan mendapat peringatan atas reaksinya setelah wasit hanya mengeluarkan kartu kuning kepada bek Qatar Fadlalla yang menekel Witan Sulaeman dari belakang.
Fadlalla adalah sosok yang menyebabkan Ivar terkena kartu merah.
Indonesia menutup laga dengan hanya sembilan pemain di lapangan.
Pada menit kelima masa tambahan waktu, striker pengganti babak kedua Ramadhan Sananta menginjak engkel Mohamed Aiash.
Wasit awalnya hanya memberikan kartu kuning, namun setelah berkonsultasi dengan VAR, mengubahnya menjadi kartu merah.
Itu menjadi akhir yang sangat mengecewakan bagi Timnas U-23 Indonesia pada laga debutnya di kancah Piala Asia U-23.
PSSI secara resmi mengajukan protes ke AFC atas kepemimpinan wasit Kabirov.
"Kami akan layangkan surat protes, karena ada beberapa tadi, seperti kartu merah Ivar yang tidak kartu merah. Kami protes," tegas Ketua Umum PSSI di Doha, Selasa (16/4/2024).
Regulasi VAR
Penggunaan VAR dan kepemimpinan wasit menjadi faktor krusial dalam duel Qatar versus Indonesia ini.
Berdasarkan regulasi FIFA dan International Football Rules Board (IFAB), VAR memiliki 12 prinsip.
Beberapa di antaranya sangat mendasar, seperti prinsip pertama menyatakan, VAR adalah ofisial pertandingan dengan akses independen terhadap rekaman pertandingan, yang dapat membantu wasit hanya jika terjadi peristiwa yang "terang-benderang dan benar-benar salah" atau "insiden serius yang terlewatkan" terkait dengan:
a. Gol/tidak gol,
b. Penalti/tidak penalti,
c. Kartu merah langsung (bukan kartu kuning kedua/peringatan),
d. Salah identifikasi (ketika wasit memperingatkan atau mengusir pemain yang salah dari tim yang melanggar).
Prinsip keempat juga menarik dicermati terkait kasus dalam laga Qatar kontra Indonesia ini.
Prinsip itu menyatakan, hanya wasit yang dapat memulai review; tim VAR (dan ofisial pertandingan lainnya) tak bisa memaksa selain hanya dapat merekomendasikan review kepada wasit.
Bisa saja terjadi semacam paksaan dari VAR terhadap wasit, yang menganulir keputusannya dalam kasus Rizky Ridho, misalnya.
Bisa juga kontroversi itu terjadi akibat kekurangcakapan atau ketidaktegasan wasit.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | PSSI.org, TheIFAB.com |
Komentar