"Apakah ini terjadi di timnas kita? Apakah M-League menyediakan panggung bagi para pemain untuk bisa kompetitif?"
“Kami memahami bahwa afiliasi negara dan klub-klub ingin memenangkan kompetisi sebagai pengembalian investasi mereka, tapi apa akibatnya?"
“Saya memahami bagian komersial dari sebuah liga, namun liga sepak bola harus menjadi platform untuk menghasilkan pemain kompetitif untuk tim nasional."
“Saya tidak memahami alasan memiliki tiga pemain asing dan dua pemain berusia di atas umur di lapangan dalam kompetisi MFL U-23."
"Bagaimana hal ini dapat membantu perkembangan sepak bola kita?"
“Sejujurnya, jika keputusan administrator sepak bola kami selama ini benar, kami akan lolos ke Piala Dunia,” tambahnya.
Zulakbal mengatakan program pembangunan jangka panjang diperlukan untuk menahan kemerosotan sepak bola Malaysia.
Ia menilai program jangka pendek yang besar tidak membuahkan hasil, maka diperlukan pendekatan yang sistemis.
“Kami memiliki Lim Teong Kim yang bertugas di Program Pengembangan Sepak Bola Nasional dan menangani tim nasional U-16, namun mereka gagal lolos ke Piala Dunia U-17 2019 meski memiliki anggaran besar,” kata Zulakbal.
“Apa yang terjadi dengan pemain-pemain di skuat itu?"
"Sebelumnya, kami punya skuat asuhan S. Balachandran yang lolos ke perempat final Piala Asia U-17 2014, tapi skuat bertalenta juga tersingkir."
“Kami perlu memastikan talenta-talenta muda yang kami miliki terus berkembang dan mencapai potensi mereka di level senior."
"Kami membutuhkan liga sepak bola kami untuk menjadi platform bagi para pemain untuk terus berkembang, dan untuk itu, afiliasi dan klub perlu memainkan peran mereka," lanjutnya.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar