Ia tidak ingin Malaysia seperti monyet yang mendapat bunga, artinya mendapatkan sesuatu yang tidak berguna.
“Kalau kita sudah mendapatkan pelatih bergaji tinggi, kita harus memasang target yang tinggi, minimal Piala Asia atau prestasi gemilang di Kualifikasi Piala Dunia, kita tidak mau hanya berharap di SEA Games atau Piala AFF."
“Kalau FAM bersedia membayar (gaji RM 200.000 sebulan) tidak masalah karena kita tahu sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan investasi besar."
"Tapi kalau kita hanya mendapatkan pelatih dengan gaji besar tapi kita tidak punya materi dan mental untuk menang, itu juga tidak akan terjadi."
“Nanti ibarat monyet dapat bunga," kata Wan Jamak, dikutip SuperBall.id dari Bharian.com.my.
"Sepak bola ini jangka panjang, makanya kita harus melihat perkembangan dari akar rumput juga karena dari sini kita melahirkan pemain-pemain untuk skuad Harimau Malaya ke depan."
“Jadi ketika kami punya banyak pemain berkualitas, kami punya materi yang diperlukan dan kami menambahkan sedikit dengan mendapatkan pelatih terbaik untuk menangani kelompok pemain ini."
"Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memantapkan perkembangan kita."
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan Akademi Mokhtar Dahari (AMD) dan National Football Development Program (NFDP) karena setiap negara perlu mengembangkan bakat untuk menghasilkan pemain berkualitas sebanyak-banyaknya," katanya.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Bharian.com.my |
Komentar