Menikmati Sepak Bola yang Lebih Demokratis lewat Piala Presiden

By Aulli Reza Atmam - Kamis, 15 Februari 2018 | 18:50 WIB
Trofi Piala Presiden (KOMPAS.COM)

Artinya, seluruh kegiatan sepak bola yang dibawahi oleh PSSI termasuk hal yang harus dijamin keterbukaannya.

Piala Presiden sendiri tidak menggunakan anggaran pemerintah, termasuk APBN dan APBD.

Namun, itu bukanlah alasan untuk tidak transparan karena panitia menyadari betul ada kepercayaan publik yang juga harus dijaga.

Transparansi sangat penting. Makanya, selalu kita jaga agar turnamen ini terus dipercaya oleh publik," tegas Maruarar Sirait.

Berkaca dari Skandal FIFA

Apa yang terjadi pada FIFA pada tahun 2015 telah membuktikan bagaimana tidak transparannya pengelolaan sepak bola bisa berdampak negatif sekaligus merugikan banyak orang.

Kala itu, sembilan petinggi FIFA ditangkap lewat penggerebekan di sebuah hotel di Zurich, Swiss.

Penggerebekan itu terjadi berkat kerja sama antara kepolisian lokal dan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat terkait dengan tudingan korupsi, penyuapan, serta kejahatan ekonomi lain yang bersifat sistemik.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat, para petinggi FIFA yang terseret kasus ini pun dijatuhi dakwaan keterlibatan dalam penyuapan untuk mendapatkan hak pemasaran dan hak siar pertandingan bernilai mencapai ratusan juta dolar AS.

Transparansi di tubuh FIFA menjadi sorotan banyak pihak setelah kasus yang menggemparkan itu.