Menikmati Sepak Bola yang Lebih Demokratis lewat Piala Presiden

By Aulli Reza Atmam - Kamis, 15 Februari 2018 | 18:50 WIB
Trofi Piala Presiden (KOMPAS.COM)

Informasi berbagai aspek tersebut diumumkan saat pertandingan memasuki menit ke-75.

Setelah tuntasnya fase grup, pihak organizing committee (OC) juga merilis rekapitulasi data yang dihimpun dari setiap pertandingan.

Transparansi dan Sepak Bola yang Demokratis

"Sepak bola Indonesia milik rakyat Indonesia. Presiden Joko Widodo benar-benar mendorong dan mendukung sepak bola digariahkan, semua lapisan masyarakat harus berpartisipasi."

Demikian pesan yang disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia Imam Nahrawi, yang dilansir oleh Kantor Berita Antara pada pertengahan Desember 2017.

Inti dari pesan Menpora itu jelas, tidak ada pihak yang memegang kekuasaan tunggal atas sepak bola.

Semua berhak menikmati olahraga terpopuler sejagat itu.

Ada benang merah antara ditekankannya transparansi di Piala Presiden dan apa yang disampaikan Menpora.

Sebagai milik rakyat, sepak bola perlu dijalankan secara demokratis dengan menjunjung prinsip "Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat".

Meski bukan satu-satunya, transparansi yang secara sederhana berarti keterbukaan merupakan pilar penting dari demokrasi.