Sriwijaya FC Serahkan Bukti Rekaman Terkait Tawaran Mengalah di Laga Terakhir Liga 1 2018

By BolaSport - Senin, 3 Desember 2018 | 17:41 WIB
Manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat saat ditemui di luar Stadion PTIK, pasca laga kontra tuan rumah bhayangkara FC, Jumat (12/10/2018). ( MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM )

Ucok Hidayat mengaku saat ini dirinya dan tim SAR (penyelamat Sriwijaya FC) sudah menyiapkan bonus besar kepada para pemain.

(Baca Juga: Kapten Sriwijaya FC Pernah Ditawari Uang Rp 400 Juta oleh Pengatur Skor)

Hal itu untuk memotivasi para pemain supaya mau berjuang demi bertahan di Liga 1 musim depan.

“Kami harus membangun tekad bersama untuk maju menghadapi laga akhir penentuan ini dengan semangat untuk menang, dan disiapkan juga bonus yang tidak mengecewakan untuk tambahan motivasi,” katanya.

Kemudian kapten Sriwijaya FC, Yuu Hyunkoo, menjelaskan kronologi saat dirinya ditawari segepok uang oleh oknum yang ingin merekayasa skor pertandingan.

“Pertama kali kasih uang ke saya 400 juta, tapi dia mau kasih bagi pemain lain. Kamu mau pemain siapa-siapa apakah kiper, pemain belakang. Saya bilang saya ga mau. Tapi dia bilang ada mau ketemu saya. saya ga mau. Karena saya mau pemain bola bukan saya pemain mafia,” ujarnya,

Yuu Hyunkoo mengatakan kalau dirinya tidak ingin mencicipi uang haram.

Meski selalu diancam, dirinya tetap mencoba kuat dalam tekanan dari para oknum tersebut.

Bahkan tiga tahun lalu, dua teman Yuu Hyunkoo sampai bunuh diri karena tidak kuat menahan tekanan dari para mafia sepak bola.

“Terjadi pernah 3 tahun lalu terjadi seperti itu. Teman-teman saya banyak yang dimasuki seperti itu, dua teman saya bunuh diri karena ada aturan seperti itu," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on