Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

UEFA Siap Ubah Aturan Financial Fair Play, Pemain Seperti Messi Tidak Akan Ada Lagi?

By Lola June A Sinaga - Jumat, 13 Agustus 2021 | 16:06 WIB
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. (TWITTER.COM/PRENSAFUTBOL)

SUPERBALL.ID - UEFA terus maju dengan rencana untuk merombak aturan Financial Fair Play (FFP) yang kontroversial sejak akhir 2020.

Aturan FFP diperkenalkan pada tahun 2009 untuk mendorong klub untuk mencapai titik impas dan membelanjakan apa yang mereka mampu.

Namun belakangan FFP dinilai tidak lagi efektif, tidak dapat diterapkan, dan tidak sesuai untuk tujuan.

Sebagai akibat dari krisis keuangan dalam sepak bola yang disebabkan oleh pandemi, UEFA mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka akan meninjau aturan FFP.

Baca Juga: Kembali ke Chelsea, Lukaku Cetak Rekor Jadi yang Termahal dalam Sejarah Transfer Total Pemain

UEFA akan melihat apakah sistem checks and balances yang lebih efektif dapat diperkenalkan untuk memantau dan mengontrol pengeluaran.

Badan tertinggi sepak bola Eropa itu menginginkan aturan baru untuk fokus pada tingkat pengeluaran yang tinggi untuk gaji dan transfer pemain.

Mereka sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan batas gaji dan pajak barang mewah untuk transfer.

UEFA memperkirakan klub-klub Eropa telah kehilangan pendapatan hingga 7,5 miliar pounds atau setara dengan Rp 149 triliun karena pandemi virus corona.

Sebelum Euro 2020 dimulai, presiden badan sepak bola Eropa Aleksander Ceferin menegaskan sepak bola di seluruh benua membutuhkan aturan baru untuk masa depan baru untuk mencapai keberlanjutan finansial.

Baca Juga: Messi Sempat Bocorkan Kepindahannya ke PSG kepada 3 Pemain ini

"Saya telah membaca, bahwa kami berencana untuk menghapuskan financial fair play,” kata Ceferin di Kongres UEFA ke-45, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Sky Sport.

“Biar saya perjelas: itu tidak akan terjadi. Namun, kita perlu menyesuaikannya dengan kenyataan baru.

“Kita perlu mendorong dan melepaskan investasi.

THE SUN
Seluruh transfer yang dilalui Romelu Lukaku sejak dari Anderlecht hingga kembali ke Chelsea dan menjadikannya pemain termahal dalam sejarah.

"Kita perlu memperbaiki beberapa ketidakadilan yang mungkin ditimbulkan secara tidak langsung oleh Financial Fair Play dalam situasi saat ini,” jelasnya.

Baca Juga: Lionel Messi Blak-blakan Sebut Barcelona dan Real Madrid Akan Bernasib Buruk

Sebelum pandemi, klub dibatasi oleh UEFA untuk kehilangan £ 26 juta selama periode tiga tahun berturut-turut.

Pada Juni tahun lalu, organisasi tersebut memperkenalkan langkah-langkah darurat yang memungkinkan pemilik untuk memasukkan lebih banyak uang ke klub selama pandemi.

Sampai aturan baru diperkenalkan, klub tidak akan dihukum karena melanggar aturan FFP jika mereka dapat membuktikan kerugian itu disebabkan oleh pandemi.

Banyak suara kuat di UEFA sekarang percaya pengeluaran untuk upah dan biaya transfer telah berputar di luar kendali.

Pada transfer musim panas ini, masalah FFP terus disinggung dalam transfer Jack Grealish ke Manchester City dan Lionel Messi ke Paris Saint-Germain (PSG).

Baca Juga: Ini Tawaran Ramos Pada Messi yang Buat Fans Berpikir Ada di Dunia Lain

Messi didatangkan setelah PSG lebih dulu menandatangani Achraf Hakimi dari Inter seharga 60 juta euro serta Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum dan Gianluigi Donnarumma.

Sementara itu, pemain berpenghasilan besar seperti Neymar dan Kylian Mbappe masih ada dalam daftar skuad PSG.

Alhasil itu menimbulkan pertanyaan PSG dapat menambahkan Messi ke tagihan gaji tanpa melanggar aturan.

Messi sendiri menandatangani kontrak dimana ia akan menerima gaji sebesar 350 euro per tahun yang artinya dia akan mendapat Rp 12 miliar tiap pekan.

Baca Juga: Lepas Mbappe, PSG Siap Bentuk Trio Messi, Ronaldo, Neymar Musim Depan

Namun presiden PSG Al-Khelaifi mengatakan bahwa klubnya membenarkan penambahan Messi dan yakin tidak melanggar FFP.

“Mengenai aspek keuangan, saya akan menjelaskannya: kami tahu aturan Financial Fair Play dan kami akan selalu mengikuti peraturan tersebut,” katanya, seperti dikutip dari Goal.com.

"Sebelum kami melakukan apa pun, kami memeriksa dengan orang komersial, keuangan, dan hukum kami.

“Kami memiliki kapasitas untuk mengontraknya. Jika kami merekrut Leo, itu karena kami bisa, jika tidak, kami tidak akan melakukannya.

Baca Juga: Lionel Messi Ungkap Lima Alasan yang Membuatnya Mau Gabung PSG

“Apa yang dibawa Leo ke klub sangat besar, yang bisa Anda lihat di luar. Dia adalah aset besar bagi klub.

"Saya harap Leo tidak akan meminta kenaikan gaji, tetapi apa yang kami miliki sangat fantastis!” terang Al-Khelaifi.

TWITTER.COM/THEEUROPEANLAD
Lionel Messi resmi diperkenalkan sebagai pemain baru Paris Saint-Germain (PSG).

 

Menurut laporan The Times, UEFA sedang mengevaluasi kemungkinan untuk mengganti peraturan FFP dengan sistem yang mirip dengan yang digunakan oleh NBA dan NFL.

Baca Juga: Dituduh Berperan terhadap Kepergian Messi, Florentino Perez Angkat Bicara

“Di bawah sistem yang direncanakan, klub-klub di kompetisi Eropa akan dibatasi untuk membelanjakan persentase tetap dari pendapatan mereka — mungkin 70 persen — untuk gaji,” kata artikel di The Times

“Setiap klub yang melanggar batas harus membayar pajak barang mewah, di mana pengeluaran yang setara atau lebih akan masuk ke pot untuk didistribusikan kembali.”

Jika UEFA serius dengan yang direncanakan, mungkinkah masih ada pemain yang memiliki gaji seperti Messi dimana ia bahkan mendapat Rp 1,2 juta per menit?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P