Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pemilik klub Johor Darul Ta'zim (JDT) Tunku Ismail Sultan Ibrahim turut angkat bicara terkait bobroknya Timnas Malaysia di Piala AFF 2020.
Pada turnamen yang digelar di Singapura itu, Malaysia gagal melaju ke fase gugur atau babak semifinal.
Skuat besutan Tan Cheng Hoe hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup B, di bawah Timnas Indonesia dan Vietnam.
Dalam laga penentuan ke semifinal, Malaysia dibantai Timnas Indonesia 4-1.
Tan Cheng Hoe lantas memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pelatih kepala menyusul kegagalan tersebut.
Posisi Tan Cheng Hoe kemudian digantikan oleh pelatih asal Korea Selatan, Kim Pan-gon.
Baca Juga: Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik, Vietnam Terlempar dari Top 100 Usai Dibantai Australia
Selain itu, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) juga membentuk badan investigasi independen untuk menyelidiki kegagalan Timnas Malaysia.
Dari hasil investigasi, badan tersebut menemukan beberapa faktor yang menyebabkan Malaysia tersingkir lebih awal.
Di antaranya adalah absennya pemain inti, waktu persiapan yang singkat, pandemi Covid-19, penetapan target, dan kemampuan pemain.
Namun, salah satu temuan yang cukup mengejutkan adalah kurangnya keharmonisan dalam permainan dan kesejahteraan tim.
Dilaporkan bahwa skuat Harimau Malaya terbagi menjadi tiga kubu, yakni kelompok pemain keturunan, pemain naturalisasi, dan pemain lokal.
Baca Juga: Segrup dengan Indonesia, Malaysia Lakukan Perubahan Besar untuk Piala AFF U-23 2022
Isu panas kemudian bergulir bahwa ada sosok yang disebut "tangan tersembunyi" di balik kegagalan Malaysia itu.
Sosok yang dituding itu adalah Tunku Ismail Sultan Ibrahim, yang kemudian dijadikan kambing hitam.
Tunku Ismail disebut-sebut sebagai orang yang mengatur Timnas Malaysia, terutama dari sisi materi pemain.
Ternyata, bos klub terkaya dan tersukses di Malaysia itu gerah, karena FAM juga terkesan menudingnya sebagai biang kerok.
Pangeran yang mewarisi Kesultanan Johor itu marah besar.
Menurutnya, pihak yang harus disalahkan atas kegagalan Malaysia tidak lain adalah FAM itu sendiri.
Ia menilai bahwa FAM telah gagal memberikan gambaran dan penjelasan detail tentang situasi skuat kepada media.
Selain itu, FAM juga dinilai gagal membuat rencana awal serta target final yang ditetapkan terlalu muluk.
Tunku Ismail mengatakan hal itu dalam wawancara eksklusif dengan saluran televisi swasta Malaysia.
Baca Juga: Korea Selatan Paling Populer, Berakhirnya Era Pelatih Lokal di Negara ASEAN
Meski begitu, Tunku Ismail menegaskan bahwa ia sama sekali tidak bermaksud untuk mencampuri urusan FAM.
Pemilik klub yang pernah dibela Syahrian Abimanyu itu mengaku hanya memberikan pandangan yang mungkin bisa menguntungkan FAM atau tim nasional.
“Saya selalu punya pendapat, tapi saya tidak ikut campur," kata Tunku Ismail, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Bharian.com.my.
"Saya tidak bisa memutuskan skuat nasional, tapi saya memberikan pendapat karena gaji pemain dibayar oleh saya, bukan FAM."
“Sama halnya dengan tim lain karena mereka menjaga pemainnya. Jadi, FAM harus menghormati ini, tetapi saya tidak ikut campur dalam perencanaan atau keputusan pelatih."
Baca Juga: Diabaikan Malaysia, Kompatriot Shin Tae-yong Jadi Calon Kuat Pelatih Singapura Bareng Luis Milla
“Hanya saja saya memberikan pendapat jika saya merasa hal tersebut tidak logis dan memberatkan pihak manapun, saya akan menyampaikan pandangan saya yang tulus."
"Bagi saya itu bukan intervensi, melainkan untuk memberikan pendapat. Ada perbedaan antara dua hal itu," tambahnya.
Tunku Ismail menegaskan, sangat mudah untuk mengatakan "tangan tersembunyi".
"Jangan tempatkan saya di posisi itu karena Anda ingin menyelamatkan kulit Anda sendiri dan membiarkan persepsi seolah-olah saya mengendalikan segalanya," tegas Tunku Ismail, seperti dikutip SuperBall.id dari New Straits Times.
Dia menghimbau semua pihak yang terlibat, terutama FAM, untuk menerima kelemahan itu, mengakui kegagalan setelah disingkirkan Timnas Indonesia, tidak ngeles lagi, lalu mengubahnya menjadi kekuatan.
Bukannya mengambil jalan keluar yang mudah dengan menyalahkan pihak lain.
Sementara itu, Presiden FAM Datuk Hamidin Mohd Amin mengatakan ia secara pribadi menghormati kritik yang diberikan oleh Tunku Ismail.
“Saya memberikan penghormatan kepada TMJ (Tunku Mahkota Johor) dan akan melihat proposal yang diajukan olehnya, sebagai mantan presiden FAM, mengenai kegagalan tim nasional."
"Kami mengambil dari sudut pandang positif semua komentar dan kami akan menyempurnakan saran untuk kepentingan semua pihak, terutama dalam pengelolaan sepak bola nasional," kata Hamidin.
Baca Juga: Pilih Pelatih Korea Ketimbang Jepang, Malaysia Bantah Tudingan Tiru Timnas Indonesia