Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Piala Dunia U-17 2023 resmi berakhir dengan Jerman keluar sebagai juara usai mengalahkan Prancis di final pada Sabtu (2/12/2023).
Terlepas dari itu, cerita terbesar yang muncul dari Piala Dunia U-17 2023 adalah Mali yang finis di peringkat ketiga.
Wakil Afrika itu mengalahkan Argentina dengan skor telak 3-0 dalam pertandingan perebutan tempat ketiga.
Meski hanya memenangi medali perunggu, Mali menjadi salah satu tim paling menghibur di Piala Dunia U-17 kali ini.
Baca Juga: Jerman Juara Piala Dunia U-17 2023 Usai Taklukkan Prancis Lewat Drama Adu Penalti yang Menegangkan
Salah satu sosok kunci di balik penampilan gemilang Mali di Piala Dunia U-17 di Indonesia adalah Ibrahim Diarra.
Pemain sayap kanan muda, yang menjadi kapten tim, adalah pemain yang menonjol untuk Mali di turnamen tersebut.
Ia mencetak lima gol dan membuat empat asis untuk merebut penghargaan Silver Boot sebagai pencetak gol terbanyak kedua.
Kreativitas Diarra di sepertiga akhir, ditambah dengan kecepatan dan dribblingnya membuat pertahanan lawan kesulitan.
Kemampuannya bermain sebagai pemain sayap atau gelandang serang juga dipandang sebagai aspek yang menonjol.
Pemain berusia 16 tahun itu membuat bek lawan kerepotan saat bersua Argentina, terutama dengan mencetak gol pembuka.
Meski belum bisa dipastikan kabarnya, Barcelona tampaknya sudah siap mengantongi jasa Ibrahima Diarra.
Dilansir SuperBall.id dari SPORT, Diarra akan bergabung dengan Barcelona pada Desember 2024, ketika ia berusia 18 tahun.
Diarra saat ini bermain di akademi Africa Foot, namun kemungkinan akan segera pindah ke Eropa dalam waktu satu tahun.
Diarra bisa menjadi rekrutan yang menarik untuk Barcelona karena sang pemain bisa bertindak sebagai gelandang serang sambil menawarkan kreativitas di sepertiga akhir lapangan.
Ia bisa menambah amunisi Barcelona yang terdiri dari wajah-wajah muda yang siap bersinar beberapa tahun ke depan.
Selain Diarra, setidaknya ada dua bintang Mali lainnya di Piala Dunia U-17 2023 yang juga layak menjadi buruan.
Menurut Football Transfers, nama pertama adalah Sekou Kone yang berposisi sebagai gelandang bertahan.
Kone sedikit lebih pendiam di posisi double pivot Mali dalam formasi 4-2-3-1, tapi ia tetap mampu menarik perhatian.
Jangkauan umpannya yang luar biasa dengan akurasi yang baik sulit untuk dilewatkan.
Selain itu, ia juga mampu mempertahankan bola dengan sangat baik dan bekerja sangat keras dalam bertahan.
Namun sebagus apa pun Kone, akan sulit untuk membantah fakta bahwa rekannya di lini tengah, Hamidou Makalou, bersinar lebih terang.
Memainkan peran yang lebih box-to-box, Makalou unggul di hampir semua area lapangan.
Saat menguasai bola, ia mampu bekerja sama dengan baik dengan rekan satu timnya melalui umpan-umpannya.
Ia memberikan ancaman gol yang signifikan melalui tembakan-tembakan jarak jauh yang berbahaya serta pergerakannya ke dalam kotak penalti.
Secara defensif, ia menunjukkan intensitas yang besar untuk menutupi banyak wilayah dan melakukan duel yang tak terhitung jumlahnya.
Bahkan, penampilan apiknya sepanjang turnamen membuat Makalou mendapat penghargaan Silver Ball di Piala Dunia U-17 2023.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kemitraan lini tengah Kone-Makalou akan terlihat di berbagai level tim nasional Mali selama beberapa tahun.