Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Timnas U-23 Indonesia menggemparkan publik sepak bola Asia menyusul penampilan impresif di Piala Asia U-23 2024.
Seusai takluk secara kontroversial dari tuan rumah Qatar, Indonesia bangkit pada dua laga sisa fase grup.
Skuad besutan Shin Tae-yong itu sukses menundukkan Australia 1-0 sebelum melibas Yordania 4-1.
Rentetan hasil tersebut membuat Indonesia lolos ke babak perempat final usai finis kedua di Grup A.
Baca Juga: Pengakuan Jujur Kiper Vietnam, Bikin Timnya Tersingkir dan Gagal Ikuti Langkah Timnas U-23 Indonesia
Kejutan Garuda Muda berlanjut di perempat final setelah berhasil memulangkan tim kuat Korea Selatan.
Bermain imbang 2-2 selama 120 menit, Tim Merah-Putih menyegel tiket semifinal lewat kemenangan 11-10 di babak adu penalti.
Tak hanya mengalahkan tim-tim kuat, Indonesia mampu menunjukkan permainan memukau di atas lapangan.
Bahkan, statistik menunjukkan Rizky Ridho dkk unggul hampir di semua aspek pada laga kontra Korea Selatan.
Dua gol Indonesia ke gawang Yordania juga tercipta melalui permainan satu sentuhan yang cepat.
Penampilan impresif Indonesia sepanjang Piala Asia U-23 2024 menuai perhatian pandit Malaysia Keesh Sundaresan.
Keesh mengaku permainan Garuda Muda mengingatkannya kepada Atalanta asuhan Gian Piero Gasperini tiga tahun lalu.
Hal ini diungkapkan oleh Keesh ketika memandu siniar Bola Itu Life di kanal YouTube Astro Arena.
“Kalau saya lihat tim Indonesia, gaya mainnya, tahukah mereka mengingatkan saya pada siapa? Tim Atalanta tiga tahun lalu, bersama Papu Gomez, Josip Ilicic.”
“Pengaturannya kurang lebih sama, cara mereka bermain, cara mereka beroperasi dengan bola dan juga tanpa bola, serta keberanian yang ada di tim ini,” kata Keesh.
Baca Juga: Timnas Indonesia Tampil Bersinar, Media Malaysia: Pendukung Harimau Malaya Patut Malu dan Cemburu
Keesh menilai Garuda Muda bermain tanpa rasa takut ketika menghadapi tim-tim besar di Asia.
Menurutnya, mengatasi rasa takut ketika melawan tim-tim kuat merupakan kontribusi terbesar Shin Tae-yong.
“Di Asia Tenggara, bagi saya ada epidemi yang akan selalu mengganggu sepak bola,” ucap Keesh.
“Itu adalah epidemi rasa rendah diri yang akan selalu menjangkiti tim mana pun di Asia Tenggara.”
“Karena sebagai sebuah negara, sebagai sebuah kawasan, kita selalu dipandang sebagai sebuah kawasan kecil.”
“Kita selalu merasa diri kita lebih kecil, kita tidak bagus, kita tidak sebesar negara lain.”
“Itu akan berdampak pada cara kita bermain, terutama di panggung tertinggi.”
"Namun jika saya melihat Piala Asia senior dan saya melihat turnamen U-23 saat ini, tidak ada rasa takut dari Indonesia jika saya melihat cara bermainnya."
“Bermain melawan Australia, bermain melawan Yordania, di Piala Asia senior melawan Jepang, Irak, mereka tetap bermain tanpa rasa takut.”
“Bagi saya, kemampuan untuk mengatasi rasa rendah diri mungkin merupakan kontribusi terbesar Shin Tae-yong kepada anak-anak ini,” tambahnya.