SUPERBALL.ID - Liga Vietnam akan menerapkan Video Assistant Referee (VAR) pada Juni 2019.
VAR secara resmi akan diperkenalkan pada paruh musim Liga Vietnam.
Penerapan VAR ini pada Liga Vietnam disinyalir untuk mengikuti tren sepak bola modern.
Secara lebih spesifik, federasi sepak bola Vietnam (VFF) menerapkan VAR untuk menghindari keputusan wasit yang kontroversial.
Dikutip SuperBall.id dari laman foxsportasia, Selasa (16/4/2019), VFF menemui masalah dalam penerapan VAR.
Baca Juga : Persija Liburkan Pemainnya Selama Dua Hari untuk Ikut Pemilu
Baca Juga : Tumbangkan Persija Jakarta, Bali United Berpeluang Menjuarai Piala Indonesia
Baca Juga : Persija Jakarta Makin Kuat, Novri Setiawan Bisa Dimainkan Lawan Ceres Negros
Baca Juga : CEO Persija Jakarta Bantah Datangkan Bek Bali United Dias Angga
Baca Juga : Disisihkan di Persib, Wildansyah Kembali Bertemu Mario Gomez
Masalahnya adalah VFF tidak memiliki pusat VAR yang mampu memantau semua pertandingan.
Seperti di Piala FA yang memusatkan VAR di Premier Legaue Match Centre yang berada di Heathrow.
VFF berencana akan menggunakan VAR seluler agar asisten wasit dapat membuat keputusan secara tepat.
Pada laman berita Vietnam VN Express, VFF sebenarnya ada dua opsi untuk mengimplementasikan VAR di Liga Vietnam.
Opsi pertama dengan membangun VAR Center yang direncanakan berada di Hanoi.
Kota Haoi dipilih sebagai pusat VAR karena memiliki fasilitas yang baik dengan koneksi internet yang bagus.
Tapi opsi ini sempat mendapat penolakan karena VFF harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar.
Diperkirakan anggaran untuk membangun VAR Center ini mencapai 644 ribu - 688 ribu dolar Amerika dalam setahun.
Kesulitan lainnya adalah sambungan ke stadion yang minim sinyal.
Opsi kedua, VAR dibuat mobil jenis van yang diperkirakan menelan biaya 258 dolar Amerika.
Van ini bisa bepergian ke stadion manapun sebagai pusat pemantau.
Opsi kedua ini dianggap lebih murah dibandingkan dibandingkan membuat pusat VAR di Hanoi.
Bahkan VFF sudah membeli mini van dan segera menandatangani perjanjian dengan perusahaan profesional untuk memasang semua perlengkapan VAR yang berstandar FIFA.
Karena masih baru diterapkan, VFF belum mau menggunakan VAR pada seluruh pertandingan.
Minimal VAR dipakai pada dua laga di setiap musim.
VAR di Liga Indonesia
Liga 1 musim 2019 diminta untuk menggunakan Video Assistant Referee (VAR).
Teknologi yang ini sangat diharapkan dapat membantu kinerja wasit dalam memimpin pertandingan di Liga 1.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengungkapkan, VAR telah digunakan di kompetisi yang digelarnya sekalipun amatir.
Penggunaan VAR ini untuk mengurangi gesekan akibat keputusan wasit yang kerap kontroversial.
Imam menjelaskan penggunaan VAR pada kompetisi Piala Menpora terinspirasi dari Bandung Premier League yang merupakan turnamen antarkomunitas.
View this post on Instagram
"Jadi VAR ini bukan barang asing lagi, bisa diterapkan dan buktinya Bandung Premier League ini bisa dilanjutkan ke Piala Menpora," kata Imam Nahrawi, dikutip SuperBall.id dari Simamaung, Senin (18/3/2019).
Untuk musim ini, Imam Nahrawi mengimbau agar PSSI menerapkan VAR pada Liga 1 2019.
Dengan adanya VAR di Liga 1 2019, gesekan antarsuporter dan pemain dapat diminimalisir.
"Tinggal PSSI Memerintahkan pada seluruh operator liga agar memakai teknologi ini."
Untuk musim ini, Imam Nahrawi mengimbau agar PSSI menerapkan VAR pada Liga 1 2019.
Dengan adanya VAR di Liga 1 2019, gesekan antarsuporter dan pemain dapat diminimalisir.
"Tinggal PSSI Memerintahkan pada seluruh operator liga agar memakai teknologi ini."
"Saya kira tidak ada salahnya dan akan membawa suasana gembira bagi seluruh klub, pemain, suporter dan wasit," jelas Imam.
Direktur Utama Interim PT Liga Indonesia Baru (LIB), Dirk Soplanit, menyatakan bahwa pihaknya belum memikirkan penerapan teknologi video assistant referee (VAR) untuk Liga 1 2019.
VAR yang kini sudah akrab buat penikmat sepak bola khususnya di Eropa, nampaknya masih berat bagi Indonesia untuk diterapkan di Liga 1.
Dirk Soplanit mengaku bahwa pihaknya belum memikirkan jauh ke sana saat menggodok persiapan kompetisi domestik yang sebentar lagi bakal bergulir.
"Saya kira, menurut pengamatan saya, belum sampai ke situ. Kami belum menerapkan itu," ujar Dirk Soplanit kepada wartawan, Rabu (10/4/2019).
Pengunaan VAR dianggap bisa menyelesaikan berbagai kontroversi yang terjadi, utamanya meminimalkan keputusan-keputusan kontroversial pemimpin pertandingan.
Apalagi, sepak bola Indonesia baru saja diwarnai ribut-ribut akibat kealpaan wasit pada laga perempat final Piala Presiden yang mempertemukan Persija Jakarta dan tamunya, Kalteng Putra.
Pada laga yang digelar di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi, Kamis (28/3/2019), wasit Thoriq Alkatiri mengesahkan dua gol yang mengundang tanda tanya.
Pertama, Patrich Wanggai dinilai membobol gawang Persija menggunakan tangannya, lalu Bruno Matos berdiri dalam posisi offside sebelum mencetak gol balasan untuk Macan Kemayoran.
Seandainya sudah ada VAR, diyakini masalah-masalah seperti yang akan terjadi pada laga Persija kontra Kalteng Putra tak akan terulang lagi.
Sementara itu, sudah ada dua negara di regional ASEAN yang sudah menggunakan teknologi teranyar ini, yakni Thailand dan Vietnam.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | SuperBall.id |
Komentar