SUPERBALL.ID - Mantan pemain Arsenal, Mesut Oezil, memberi dukungan moral pada juniornya, Bukayo Saka, yang dirundung seusai final Euro 2020.
Saka dihujani komentar pedas setelah laga final Euro 2020 pada 12 Juli lalu.
Ketika itu, Saka tampil membela Timnas Inggris menghadapi Timnas Italia dalam laga final tersebut.
Dalam laga yang diadakan di Stadion Wembley, London, tersebut Inggris sempat unggul terlebih dahulu melalui gol Luke Shaw pada menit ke-2.
Namun, pada menit ke-67, Timnas Italia berhasil menyeimbangkan kedudukan melalui gol Leonardo Bonucci dalam situasi sepak pojok.
Baca Juga: Nasib Nahas Kapten Liverpool: Kurang Disukai Pemilik Klub, Terancam Dilepas
Skor imbang 1-1 itu bertahan hingga waktu normal dan kemudian juga babak tambahan usai.
Pemenang laga final Euro 2020 kemudian ditentukan melalui adu penalti.
Di babak adu penalti, kesialan justru menimpa Timnas Inggris yang justru menelan kekalahan.
Kekalahan juga semakin diperparah dengan gagalnya Bukayo Saka dalam mengeksekusi tendangan terakhir dalam adu penalti.
Timnas Italia kemudian dinyatakan menang dengan skor adu penalti 3-2 dan menjadi juara Euro 2020.
Baca Juga: Eks Juventus: Italia Akan Menang meski Final Euro 2020 Diulang 1000 Kali
Kegagalan Saka dalam mengeksekusi penalti tersebut memantik reaksi keras dari para fans Timnas Inggris.
Pemain muda berusia 19 tahun itu dinilai sebagai biang kerok kegagalan Timnas Inggris menaklukkan Italia di laga final Euro 2020.
Akun media sosial miliknya kemudian dihujani dengan komentar-komentar berbau rasialisme yang merujuk pada warna kulitnya.
Kebencian tersebut juga diperparah dengan adanya permintaan kepada Saka untuk pergi dari Inggris.
Meski dihujani berbagai kritik ngawur dari para fans Inggris, Saka tetap mendapat dukungan dari banyak pihak.
Baca Juga: Ingin Perpanjang Kontrak Mbappe, PSG Bakal Tiru Siasat Barcelona terhadap Messi
Dilansir Superball.id dari Daily Mail, Saka mendapat dukungan moral dari mantan seniornya di Arsenal, Mesut Oezil.
Oezil pernah menjadi senior Saka ketika membela Arsenal pada 2013 hingga 2021.
Kini, pemain berusia 32 tahun itu sedang membela Fenerbahce yang merupakan klub idola masa kecilnya.
Oezil bersimpati kepada Saka atas insiden rasialisme yang menimpanya.
Baca Juga: Di Balik Batalnya Transfer Nabil Fekir ke Liverpool, Penuh dengan Kebohongan!
"Saya merasakannya untuk Bukayo," ujar Oezil.
"Saya mengetahuinya dari pengalaman saya bagaimana rasanya gagal penalti," tambah Oezil.
Oezil merasa kagum dengan keberanian Saka yang diberi tanggung jawab untuk menjadi penendang terakhir pada adu penalti di laga final.
"Di final, sebagai penendang terakhir, untuk bertanggung jawab atas nasib negara," ucap Oezil.
"Tidak banyak pemain yang berani melakukan itu," tekan Oezil.
Baca Juga: Tur Pramusim Arsenal ke Amerika Dibatalkan Karena Kasus Virus Corona
Oezil berujar bahwa kebencian berbau rasialisme yang muncul tersebut tidak lebih dari sebuah ujaran kosong semata.
"Akan selalu ada orang yang mengambinghitamkan orang dengan latar belakang atau warna kulit yang berbeda ketika kalah," tegas Oezil.
Oezil juga pernah mendapat ujaran berbau rasialisme dari para penggemar Timnas Jerman.
Baca Juga: Surat Terbuka Emosional Bukayo Saka Usai Kegagalan Inggris di Final Euro 2020
Ujaran kebencian itulah yang membuatnya memutuskan pensiun dari Timnas Jerman pada 2018 silam.
Oezil mendapat serangan rasialisme karena dianggap bukan "orang Jerman asli" dan berasal dari keluarga imigran Turki.
Melalui akun Twitter pribadinya, Oezil sempat berujar mengenai perasaan kecewanya atas reaksi tersebut.
"Saya adalah orang Jerman ketika menang, namun saya adalah imigran ketika kalah," tulis Oezil melalui Twitter.
Baca Juga: Jose Mourinho Puji Aksi Tak Patut Chiellini pada Saka di Final Euro 2020
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Daily Mail |
Komentar