SUPERBALL.ID - Pemain berdarah Indonesia, Radja Nainggolan, mengaku menyesal tidak mendapat trofi di AS Roma dan mengeluhkan sikap Antonio Conte.
Pemain berusia 33 tahun itu bergabung dengan klub Belgia Royal Antwerp di musim panas tahun lalu.
Sebelum hijrah ke Belgia, Nainggolan menghabiskan hampir seluruh karier bermainnya di Italia.
Mantan pemain Timnas Belgia itu pernah memperkuat Piacenza, Cagliari, Roma, dan Inter Milan.
Baca Juga: Media Vietnam Soroti 3 Pemain Timnas U-23 Indonesia yang Dipanggil Shin Tae-yong, Dianggap Unik
Nainggolan menghabiskan empat tahun di Roma pada periode 2014-2018 sebelum bergabung dengan Inter Milan.
Selama berseragam Serigala Ibu Kota, gelandang keturunan Indonesia itu mencetak 33 gol dalam 203 penampilan.
Meski memiliki ikatan yang solid dengan klub dan kota Roma, Nainggolan ternyata memiliki satu penyesalan.
Ia mengaku menyesal gagal memenangi trofi bersama I Giallorossi yang saat itu diperkuat banyak pemain bintang.
Beberapa di antaranya adalah Edin Dzeko, Francesco Totti, Daniele De Rossi, Mohamed Salah, hingga Alisson Becker.
Baca Juga: Reaksi Antonio Conte Lihat Arsenal Lebih Diunggulkan Gaet Dusan Vlahovic
"Saya menjalani musim terbaik dalam karier saya bersama Luciano Spalletti (pelatih Roma saat itu)," kata Nainggolan kepada La Repubblica.
"Kami memiliki begitu banyak pemain kuat seperti Dzeko, Totti, De Rossi, Strootman, Salah dan Alisson."
"Kami mencapai rekor poin di Roma, tetapi kami tidak memenangi apapun dan itu sangat disayangkan," tambahnya.
Nainggolan juga menyaksikan perpisahan Totti dengan sepak bola dan memburuknya hubungan sang kapten dengan Spalletti.
"Totti tidak pernah meminta untuk memulai pertandingan tetapi dia merasa pelatih mempermalukannya karena dia hanya dimasukkan pada lima menit terakhir saat tim menang 2-0."
Baca Juga: Antonio Conte Mempertanyakan Penundaan Laga Kontra Arsenal, Sangat Aneh!
"Saya akan merasakan hal yang sama, tetapi pelatih harus membuat pilihannya dan saya tidak tahu siapa yang benar."
"Totti memiliki hubungan yang sangat baik dengannya, tetapi kemudian itu berakhir," ungkap Nainggolan.
Ketika berada di puncak kariernya bersama Roma, Nainggolan selalu menolak tawaran untuk bermain di luar Italia.
Antonio Conte adalah salah satu dari sederet pelatih yang ingin membawanya ke Liga Inggris di masa lalu.
Juru taktik Tottenham Hotspur itu sudah sempat berbicara dengan Nainggolan ketika ia masih menukangi Chelsea.
Baca Juga: Liga 1 Dipuji Tokoh Bola Malaysia karena Timnas Indonesia Tetap Bisa Berprestasi di Piala AFF
Akan tetapi, Conte dan Chelsea gagal meyakinkan gelandang berdarah Batak itu untuk meninggalkan ibu kota Italia.
"Conte menginginkan saya pada 2016, dia datang ke Roma untuk berbicara dengan saya," kata Nainggolan.
“Dia memberi tahu saya apa yang dia inginkan dari saya. Dia sudah ingin mengontrak Romelu Lukaku."
"Namun, mereka (Chelsea) tidak berpikir saya bisa memberi banyak."
"Mereka menawari saya gaji yang sama dan itu tidak cukup untuk meninggalkan Roma," tambahnya.
Baca Juga: Malaysia Panggil Pemain Dari AS, Timnas U-23 Indonesia Dijadikan Eksperimen
Kendati demikian, Nainggolan akhirnya bekerja dengan Conte di Inter, tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana.
Nainggolan mengeluhkan sikap Conte yang tidak pernah mengatakan apapun di depannya hingga akhirnya ia pun pergi.
"Conte adalah pelatih top, tetapi saya tidak memiliki peluang dengannya," klaim Nainggolan.
“Kami tidak pernah berdebat tetapi orang lain yang memberi tahu saya bahwa saya harus pergi."
"Saya lebih suka orang yang mengatakan sesuatu di depan saya," ucapnya menambahkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | La Repubblica |
Komentar