SUPERBALL.ID - Setelah melakukan penyelidikan, Pemerintah Prancis akhirnya mengeluarkan keputusan yang menuduh Liverpool bersalah atas kerusuhan final Liga Champions karena menjual tiket palsu ke fansnya.
Laga yang mempertemukan Liverpool dan Real Madrid, Minggu (29/5/2022) dini hari WIB, itu diwarnai kerusuhan di luar stadion hingga membuat kick-off sempat ditunda 35 menit.
Laga di Stadion Stade de France, Paris, Prancis, tersebut awalnya dijadwalkan kick-off pada pukul 21.00 waktu setempat.
Akan tetapi, pertandingan tersebut pada akhirnya baru bisa dimulai pada pukul 21.35 waktu setempat.
Baca Juga: Menpora Prancis Tuding Fans Liverpool Jadi Biang Kerusuhan di Final Liga Champions
Terkait kerusuhan yang terjadi di luar stadion, pemerintah Prancis menuduh Liverpool sebagai pihak yang bersalah.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, menuding The Reds bersalah karena telah menjual tiket palsu ke fansnya.
Gerald Darmanin bahkan menyebut tindakan tersebut sebagai penipuan besar-besaran dalam skala industri.
"Lebih dari dua pertiga tiket yang diberikan oleh sekitar 62.000 pendukung Liverpool adalah palsu," kata Darmanin, dikutip SuperBall.id dari Reuters.
"Saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa keputusan yang diambil adalah untuk mencegah kematian atau cedera serius," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera telah membuat laporan kepada UEFA tentang masalah tersebut.
"Apa yang benar-benar harus kita ingat adalah apa yang terjadi, pertama-tama, pertemuan massal pendukung klub Liverpool Inggris, tanpa tiket, atau dengan tiket palsu."
“Ketika ada begitu banyak orang di pintu masuk stadion, akan ada orang yang mencoba masuk melalui pintu Stade de France."
"Sejumlah pemuda dari daerah terdekat yang hadir mencoba masuk dengan berbaur bersama orang banyak,” kata Amelie kepada radio Prancis RTL.
Baca Juga: Gen Juara Real Madrid Terbukti, Ancelotti Borong Empat Trofi Liga Champions
Pemerintah Inggris Marah
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sangat kecewa dengan bagaimana fans Liverpool diperlakukan.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, petugas keamanan tampak menyemprotkan gas air mata kepada puluhan ribu fans Liverpool.
Ada pemuda yang tidak tampak mengenakan jersi Liverpool melompati gerbang stadion dan melarikan diri dari petugas keamanan.
Johnson menggambarkan rekaman keributan penonton pada pertandingan itu sebagai hal yang mengecewakan dan memprihatinkan.
“Rekaman dari Stade de France akhir pekan ini sangat mengecewakan dan memprihatinkan," kata juru bicaranya.
"Kami tahu banyak fans Liverpool pergi ke Paris pada waktu yang tepat dan kami sangat kecewa dengan bagaimana mereka diperlakukan."
“Kami mendesak UEFA untuk bekerja sama dengan otoritas Prancis dalam penyelidikan penuh dan untuk mempublikasikan temuan itu,” tegasnya.
Sementara itu, UEFA telah menugaskan tim independen untuk menyelidiki peristiwa-peristiwa seputar final Liga Champions.
Baca Juga: Keok dari Real Madrid, Juergen Klopp Janjikan Hal Ini kepada Fans Liverpool
Fans Liverpool dari seluruh penjuru memang sangat antusias untuk menyaksikan final Liga Champions melawan Real Madrid.
Klub Liga Inggris itu sangat difavoritkan menang dan membawa kembali pulang trofi prestisius yang terakhir kali dicium tahun 2019.
Peluang demi peluang yang diraih para pemain Liverpool dalam laga selalu gagal berbuah gol, terutama karena kepiawaian kiper Real Madrid Thibaut Courtois.
Mohamed Salah dkk melakukan shot jauh lebih banyak dari Madrid, yakni 24 berbanding 4.
Shot Liverpool yang tepat ke gawang Madrid juga lebih banyak, yaitu 9 berbanding 2.
Akan tetapi, Dewi Fortuna masih lebih berpihak ke Madrid.
Dari hanya 2 shot-nya itu, Madrid berhasil membuahkan gol melalui Vini Jr menit ke-59.
Real Madrid akhirnya menang 1-0 dan menambah koleksi juara Liga Champions menjadi 14.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Reuters.com |
Komentar