SUPERBALL.ID - Mantan pemain Bundesliga memberikan kritik pedas kepada pelatih Timnas Thailand Alexandre Polking usai dikalahkan Timnas Malaysia.
Timnas Thailand menelan kekalahan memalukan di kandang sendiri dari Timnas Malaysia di babak semifinal Piala Raja 2022.
Tim Gajah Perang kalah 3-5 melalui adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 dalam waktu normal.
Tendangan penalti Supachok Sarachat yang gagal berbuah gol membuat Thailand harus mengubur mimpi ke final.
Baca Juga: Bukan Thailand, Ini Tim yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia di Piala AFF 2022
Ini juga menjadi pertandingan tanpa kemenangan keenam berturut-turut Thailand melawan Malaysia di semua kompetisi.
Selama delapan tahun terakhir, Thailand belum pernah menang melawan tim berjuluk Harimau Malaya itu.
Terakhir kali Thailand mengalahkan Malaysia terjadi pada laga leg pertama final Piala AFF 2014 dengan skor 2-0.
Tak ayal, para pakar sepak bola Thailand tidak henti-hentinya melontarkan kritik pedas ke tim besutan Alexandre Polking itu.
Teranyar, kritik pedas datang dari legenda sepak bola Thailand yang pernah bermain di Bundesliga, Witthaya Laohakul.
Lebih khusus, Laohakul menuding Polking sebagai sosok yang bertanggung jawab atas buruknya performa Thailand.
Mantan pemain Hertha BSC itu menilai Polking tidak memiliki taktik yang jelas dan terlalu santai dalam melatih.
Hal ini membuat para pemain bermain layaknya anak usia 14 atau 15 tahun tanpa adanya tujuan yang jelas.
“Melawan Malaysia, semua pemain bermain sangat fokus. Tapi secara keseluruhan, mereka underpower."
"Ini karena persiapan pra-pertandingan Polking tidak cukup baik. Pada saat yang sama, dia tidak cukup ketat soal prinsip."
"Polking tidak ketat selama pelatihan. Misalnya sebelum atau sesudah sesi latihan, dia sering membiarkan para pemain terlalu nyaman."
"Persyaratannya untuk pemain juga tidak ketat, sehingga sulit bagi mereka untuk mencoba yang terbaik."
"Soal taktik Polking belum jelas, peran dan permainan para pemain masih kabur. Para pemain tidak diberikan instruksi yang jelas."
"Mereka seperti anak-anak U-14 dan U-15, tidak tahu harus berdiri di mana dan bagaimana cara berlari."
"Bahkan postur beberapa pemain yang saya lihat agak aneh," kata Laohakul, dikutip SuperBall.id dari Soha.
Selain itu, Laohakul juga menilai Polking tidak bisa memanfaatkan banyaknya pemain yang sedang tampil baik di liga.
Ia menyebut pelatih berdarah Jerman-Brasil itu terlalu santai dan membiarkan para pemain berkreasi sesuka hati.
"Masalah lain adalah di tim ada banyak pemain yang sedang dalam performa tinggi di Liga Thailand," ujar Laohakul.
"Tetapi Polking membiarkan faktor-faktor itu, kemudian membiarkan para pemain memainkan gaya mereka sendiri," tambahnya.
Pada 25 September, Thailand akan menghadapi Trinidad Tobago untuk memperebutkan tempat ketiga di Piala Raja 2022.
Ini adalah pertandingan yang harus dimenangi jika Polking tidak ingin dipecat sebelum Piala AFF 2022 bergulir.
Baca Juga: Timnas Indonesia Jajal Mayoritas Pilar Curacao yang Kelabakan Hadapi Vietnam
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Soha.vn |
Komentar