Yang kedua, mereka juga meminta pertanggungjawaban beberapa pihak akibat insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Persis berharap pihak yang bertanggung jawab ini nantinya dapat diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.
Selanjutnya, mereka juga tak ingin lagi ada jam kick-off yang terlalu malam.
Permintaan ini bertujuan untuk menghindari insiden yang sama terulang lagi di kemudian hari.
Baca Juga: Pemerintah, FIFA, dan AFC Akan Bentuk Tim Tranformasi Sepak Bola Indonesia, PSSI Gak Diajak?
Persis juga meminta pihak federasi, operator liga, dan official broadcast untuk mempertimbangkan rekomendasi klub terkait jalannya pertandingan.
Yang keempat, mereka menuntut perubahan di dalam pengurusan ekosistem sepak bola Indonesia.
Terakhir, Persis mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya andai tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Berikut adalah pernyataan lengkap Persis Solo terkait tuntutan mereka:
1. Adanya forum lintas klub, panpel, dan aparat berwenang yang diinisiasi oleh operator liga dan federasi, untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.
2. Adanya pihak yang harus bertanggungjawab atas insiden di Kanjuruhan, serta diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.
3. Peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat.
4. Adanya reformasi sistematik di dalam kepengurusan ekosistem sepakbola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, sekaligus bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.
5. Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, PERSIS mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.
View this post on Instagram
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | persissolo.id |
Komentar