SUPERBALL.ID - Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger, menyebut Timnas Jerman tersingkir di fase grup Piala Dunia 2022 karena terlalu fokus dengan kampanye LGBT-nya.
Timnas Jerman secara mengejutkan tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022 Qatar.
Der Panzer, julukan Jerman, gagal lolos ke babak 16 besar meski menang 4-2 atas Kosta Rika di laga terakhir Grup E.
Hal ini tidak terlepas dari kemenangan mengejutkan Jepang atas Spanyol di pertandingan lainnya.
Baca Juga: Kata Erick Thohir soal Peluang Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia
Hasil tersebut membuat Jerman harus puas finis ketiga di Grup E dengan torehan empat poin dari tiga laga.
Skuad besutan Hansi Flick itu memiliki poin yang sama dengan Spanyol di posisi kedua, namun kalah dalam selisih gol.
Ini menjadi kali kedua secara beruntun Jerman gagal lolos dari fase grup setelah mengalami nasib serupa pada 2018 lalu.
Mengomentari tersingkirnya Jerman, Wenger meyakini bahwa kampanye LGBT Thomas Mueller dkk menjadi penyebabnya.
Sebelum kick-off laga pembuka melawan Jepang, para pemain Jerman melakukan sebuah aksi protes saat sesi foto.
Kesebelas pemain Jerman kompak menutup mulut sebagai respons atas keputusan FIFA untuk tidak mengizinkan ban kapten pelangi.
Kapten Jerman Manuel Neuer termasuk di antara kapten yang berencana mengenakan ban lengan bertema pelangi.
Akan tetapi, Neuer membatalkan inisiatif tersebut setelah FIFA mengancam tim mereka dengan sanksi olahraga.
Keputusan FIFA tersebut tidak terlepas dari fakta bahwa Qatar adalah negara Islam yang menentang LGBT.
Jerman, yang telah meraih empat gelar Piala Dunia, akhirnya harus kalah tipis 1-2 pada laga pembuka melawan Jepang.
Wenger mengklaim keputusan Jerman untuk melakukan protes telah mengalihkan fokus mereka kepada pertandingan.
Hal ini disampaikan Wenger saat ditanya apakah kurangnya waktu persiapan menyebabkan hasil mengejutkan di Piala Dunia 2022.
"Saya hanya akan menambahkan bahwa tim yang tidak mengecewakan dengan performa pertandingan pertama mereka," kata Wenger, dikutip SuperBall.id dari Metro.co.uk.
"Ketika Anda pergi ke Piala Dunia, Anda tahu Anda tidak boleh kalah di pertandingan pertama."
"Tim-tim dengan pengalaman Piala Dunia seperti Prancis, Inggris, Brasil memenangkan pertandingan pembuka mereka."
"Begitu juga tim yang siap secara mental, yang memiliki pola pikir untuk fokus pada kompetisi dan bukan pada demonstrasi politik," tambahnya.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Dilema Seorang Lionel Messi Usai Catatkan Rekor 1000 Pertandingan
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Metro.co.uk |
Komentar