UEFA juga mengatakan jendela transfer Januari didominasi oleh klub-klub Liga Inggris yang menyumbang sekitar 31 persen dari aktivitas transfer global dan 53 persen pengeluaran transfer global.
Klub Liga Inggris menghabiskan total 830 juta euro di jendela musim dingin, namun hanya menghasilkan 100 juta euro.
Baca Juga: PSSI dan UEFA Kolaborasi untuk Bentuk Timnas Indonesia yang Lebih Kompetitif
Angka tersebut berbeda dengan laporan FIFA yang menyebutkan klub-klub Inggris menghabiskan 840 juta euro bulan lalu.
“Kombinasi dari awal kesepakatan TV Inggris yang baru, investor klub baru, dan setengah bagian bawah klasemen Liga Inggris yang seimbang, tampaknya telah memicu rekor aktivitas jendela Januari klub Inggris,” kata laporan UEFA.
Namun, Ceferin mengatakan UEFA harus tetap waspada dan menerapkan secara ketat peraturan terkait kesinambungan keuangan baik di tingkat Eropa maupun domestik.
"UEFA mengambil langkah pertama musim panas lalu dengan memperkenalkan aturan rasio biaya skuad pertama dalam Peraturan Keberlanjutan Keuangan yang baru, membatasi pengeluaran untuk gaji pemain, transfer pemain, dan biaya agen."
“Klub akan dinilai terhadap batasan biaya ini, bergerak dari 90 persen pada 2023 menjadi 70 persen pada 2025, memberikan ukuran tepat waktu dan langsung antara biaya skuad dan pendapatan untuk mendorong lebih banyak biaya terkait kinerja, sambil membatasi inflasi pasar dari gaji dan biaya transfer pemain."
“Kuncinya sekarang adalah tetap adil, tegas, dan konsisten,” ucap Ceferin dikutip SuperBall.id dari Reuters.
Baca Juga: Media Vietnam Sebut Rencana AFC Tiru Format Kompetisi UEFA Bakal Rugikan Negaranya
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Reuters |
Komentar