Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Usai Indonesia Jadi Tuan Rumah, Stakeholder Malaysia Makin Panas Bahas Timnasnya Gagal ke Piala Dunia U-17 2023

By Taufik Batubara - Minggu, 25 Juni 2023 | 08:32 WIB
Timnas U-17 Malaysia selebrasi gol ke gawang Indonesia dalam Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari, Bogor,  9 Oktober 2022. Malaysia menang 5-1 dan menyingkirkan Garuda Asia.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Timnas U-17 Malaysia selebrasi gol ke gawang Indonesia dalam Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari, Bogor, 9 Oktober 2022. Malaysia menang 5-1 dan menyingkirkan Garuda Asia.

SUPERBALL.ID - Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 sedikit banyak memengaruhi beberapa negara tetangganya, terutama Vietnam dan Malaysia.

Vietnam dan Malaysia tak lolos ke Piala Dunia U-17 itu setelah gagal di Piala Asia U-17 2023.

Piala Asia U-17 yang digelar di Thailand itu adalah ajang penyaringan ke Piala Dunia U-17.

Hanya empat semifinalis Piala Asia U-17 yang berhak lolos ke Piala Dunia U-17 2023.

Vietnam dan Malaysia sudah tersingkir lebih awal di fase grup.

Baca Juga: Nasib Indonesia dan Malaysia Berbalik 180 Derajat Jelang Piala Dunia U-17 2023

Saat ini Piala Asia U-17 itu sudah memasuki perempat final.

Ada satu wakil Asia Tenggara di situ, yakni Thailand, yang menantang Korea Selatan, Minggu (25/6/2023) pukul 21.00 WIB.

Dibanding Vietnam, Malaysia merasa lebih terpukul dengan kegagalannya meraih tiket Piala Dunia U-17 2023 yang semula direncanakan di Peru itu.

Apalagi setelah mendengar Indonesia ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah.

Pasalnya, Malaysia merasa lebih baik dari Indonesia karena menang 5-1 di Stadion Pakansari, Bogor, 9 Oktober 2022, sekaligus menyingkirkannya di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023.

Sayangnya, skuad junior Harimau Malaya itu menjadi ompong di penyisihan grup Piala Asia U-17 2023.

Mereka dibantai Yaman 4-0 dan Thailand 3-0 sebelum menang tipis 2-1 atas Laos.

Kini, para pemangku kepentingan (stakeholder) sepak bola di Malaysia berselisih paham dan makin panas menyoal kegagalan skuadnya itu.

Media Malaysia, Berita Harian, melaporkan bahwa federasi sepak bolanya (FAM) mendesak kajian komprehensif tentang National Football Development Program (NFDP), yang berada langsung di bawah pemerintah.

Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah, Malaysia-Vietnam Gigit Jari Cuma Bisa Nonton Piala Dunia U-17

NFDP membawahi Akademi Mokhtar Dahari (AMD), yang menangani pengembangan pemain junior untuk Timnas U-17 Malaysia.

Sekjen FAM Noor Azman Rahman menjelaskan, sejak Desember 2022 hingga kini belum ada pergantian di posisi direktur teknik.

Menurutnya, meski proses wawancara kandidat dilakukan dengan persetujuan Dewan Olahraga Nasional (MSN) dan FAM, tapi masih sepi peminat.

Tanpa bermaksud menuding pihak mana pun atas kegagalan timnas di Piala Asia U-17 2023, dia mengisyaratkan minimnya menit bermain menjadi salah satu faktor tersingkirnya lebih dini junior Harimau Malaya dari turnamen tersebut.

"AMD sudah melakukan apa yang bisa. Tapi yang pasti perlu dikaji ulang secara menyeluruh apa yang dilakukan di AMD," ucapnya.

Noor Azman lalu bertubi-tubi menjelaskan, "Karena sejak 2014, kita masih belum berhasil seperti yang seharusnya. Tidak sebanding dengan uang yang telah disalurkan pemerintah."

"Kita perlu meninjau dan melihat struktur kompetisi junior. Para pemain di AMD hanya memainkan enam pertandingan di kompetisi Piala Presiden tahun ini, enam pertandingan dalam enam bulan. Itu tidak cukup."

"Para pemain muda perlu bermain sepak bola dengan lebih kompetitif. Ini akan membantu mereka lebih siap menghadapi turnamen semacam ini (Piala Asia U-17)."

"Memainkan pertandingan persahabatan tak sama dan tak cukup, kami membutuhkan kompetisi yang lebih kompetitif tidak hanya untuk mempersiapkan tim, tapi juga pemain individu yang lebih baik," tegasnya kepada Berita Harian, Jumat (24/6/2023).

FAM Dicap Gagal

Sebelumnya, anggota Komite Eksekutif FA Syed Yazid Omar mengkritik kinerja NFDP dan AMD, lalu menuntut agar pengembangan akar rumput dikembalikan ke asosiasi sepak bola negara bagian (FA).

Menurutnya, dana pengembangan sepak bola dari pemerintah harus disalurkan ke FAM sebagai induk olahraga sebelum didistribusikan ke setiap FA lokal.

Baca Juga: Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia, PSSI Pilih Bima Sakti Lagi

Namun, pengamat sepak bola Malaysia Mohd Sadek Mustaffa langsung menangkal usulan itu.

Sadek justru meminta proyek yang sudah berjalan di bawah NFDP dan AMD terus dilanjutkan.

Menurut Sadek, NFDP ini adalah inisiatif dari Kmenpora Malaysia dan MSN untuk memberi bantuan kepada FAM.

Dan, lanjutnya, itu adalah juga inisiatif pemerintah yang menganggarkan puluhan juta ringgit.

"Kalau program ini diserahkan sepenuhnya ke FAM untuk dikendalikan, kita harus lihat kemampuannya dari sisi dana."

"Jadi, lebih baik program ini berada dalam struktur seperti sekarang. Dalam kasus ini (kegagalan timnas ke Piala Dunia U-17), bukan NFDP yang gagal, melainkan justru FAM dan klub karena tak mampu membangkitkan bakat yang ada," tegas Sadek.

Dosen senior Fakultas Ilmu Olahraga UiTM Shah Alam itu lantas mendorong FAM melakukan langkah strategis.

"Lebih baik FAM coba membuat program pengembangan seperti NFDP, tapi dengan dana sendiri. Ini akan lebih menyemarakkan bakat pemain, sehingga tak bergantung ke NFDP saja," usulnya.


Editor : Taufik Batubara

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X