"Tapi setelah beberapa saat, klub-klub bangkrut karena kesulitan keuangan untuk membayar gaji," kata Hodak, dikutip SuperBall.id dari Nst.com.my.
Juru taktik asal Kroasia itu menambahkan, "Untuk menjadi liga teratas di dunia, sebuah liga harus berkelanjutan."
"Liga-liga di Eropa telah berdiri selama bertahun-tahun, dan sebagian besar dibangun di atas fondasi keuangan yang kokoh."
"Ini sulit ditiru oleh liga-liga baru dan proses itu akan memakan waktu."
Hodak menilai kedatangan pemain dan pelatih berkelas dari sepak bola Eropa akan membantu pemain lokal berkembang.
Namun, di sisi lain, hal itu juga harus dibarengi dengan keinginan untuk melahirkan talenta lokal yang berkualitas.
Pelatih berusia 52 tahun itu menyebut Jepang sebagai parameter sukses dalam mensinergikan dua hal tersebut.
"Di sinilah kesuksesan J-League," kata Hodak, yang juga merupakan mantan pelatih Timnas U-19 Malaysia.
"Mereka juga memulai dengan superstar yang lebih tua, tetapi mereka berhasil melengkapi mereka dengan talenta lokal yang bagus."
"Klub-klub di J-League terus mengembangkan talenta lokal, dan ini mengurangi ketergantungan pada pemain asing," tambahnya.
Baca Juga: Si Tukang Marah di Al Nassr Berulah Lagi meski Timnya Menang Besar
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar